Domestik Kondusif, BNI Pertimbangkan Turunkan Bunga Kredit

Selasa, 2 Januari 2018 16:39 WIB

BNI

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Achmad Baiquni memprediksi suku bunga kredit perseroan akan menurun pada 2018 mengingat biaya dana (cost of fund) kini lebih rendah. "Kami prediksi sedikit lebih menurun karena sekarang memang cost of fund turun dan inflasi rendah," ujarnya saat ditemui di sela-sela acara Ramah Tamah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Selasa, 2 Januari 2018.

Meskipun suku bunga kredit diproyeksikan menurun, Baiquni tidak menyebutkan seberapa besar persentase penurunannya. Ia menyebutkan kondisi perekonomian domestik dan rencana kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR) oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed, akan mempengaruhi penentuan suku bunga kredit. "Situasional juga. Kita belum tahu. Begitu Fed naikkan, kita lihat bagaimana dampaknya," katanya.

Baca: BNI: Bunga Kredit Segmen Menengah Masih Tinggi

Lebih jauh, Baiquni menjelaskan, kenaikan FFR akan mempengaruhi perekonomian, terutama negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dan perlu menjadi perhatian. Namun, apabila tren pertumbuhan ekonomi Indonesia terus positif dan iklim usaha makin kondusif, bisa saja dampak kenaikan FFR dapat diredam sehingga bank tidak perlu meningkatkan suku bunga kredit.

Selain itu, BNI masih menunggu respons Bank Indonesia terhadap rencana kenaikan FFR tersebut. "Sebenarnya, kalau itu, kita lihat juga, ya. Kan kita sudah berapa kali, waktu ada FFR naik, justru kita bisa tahan," ucap Baiquni. "Mudah-mudahan dengan kondisi dalam negeri yang kondusif itu bisa meredam kenaikan FFR. Kita tunggu BI juga bagaimana BI Rate nanti."

Suku bunga dasar kredit (SDBK) BNI untuk kredit korporasi saat ini mencapai 9,95 persen, kredit retail 9,95 persen, dan kredit konsumsi, yaitu kredit KPR dan non-KPR masing-masing 10,5 persen dan 12,5 persen. SBDK tersebut belum memperhitungkan komponen premi risiko yang besarnya bergantung pada penilaian bank terhadap sejumlah hal.

Beberapa hal yang menjadi komponen premi risiko dan diperhatikan bank adalah risiko setiap debitur, kondisi keuangan debitur, jangka waktu kredit, prospek usaha yang dibiayai, dan lain-lain. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK.

Suku bunga kredit perbankan hingga akhir 2017 masih di atas 10 persen atau double digit. Berdasarkan data uang beredar BI per Oktober 2017, bunga kredit secara rata-rata masih di kisaran 11,55 persen, turun tipis dibanding bunga kredit pada awal tahun 12,03 persen.

ANTARA

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

3 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

9 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

9 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya