Gunung Agung meletus di Karangasem, Bali, 27 November 2017. Pihak berwenang menaikkan status gunung berapi ini menuju tingkat tertinggi pada hari Senin. AP
TEMPO.CO, Jakarta - Merosotnya kunjungan wisatawan ke Karangasem, Bali, membuat tingkat hunian kamar hotel di daerah tersebut hanya tersisa 10 persen dari yang seharusnya minimal 45 persen pada akhir tahun ini.
Akibat kondisi tersebut, sejumlah pelaku usaha kesulitan mengoperasikan hotel dan terpaksa merumahkan sebagian besar karyawannya. Total pekerja pariwisata di Karangasem diperkirakan 2.500-3.000 orang.
“Kami memutuskan tidak PHK (pemutusan hubungan kerja), tapi menerapkan unpaid leave (dirumahkan tanpa diberi gaji) karena ini bukan kesalahan karyawan, tapi bencana,” kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem Wayan Kariasa seusai pertemuan dengan Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan di Karangasem, Selasa, 26 Desember 2017.
Menurutnya, keputusan itu diambil karena sulit bagi pelaku usaha menjalankan perusahaan dengan tingkat okupansi hanya sekitar 10 persen. Bahkan untuk sekedar membayar listrik saja sudah sangat susah.
Kariasa memaparkan, hampir semua akomodasi wisata di Candidasa, Sidemen, apalagi Tulamben, anjlok. Bahkan ada yang tidak ada wisatawannya sama sekali.
Padahal, kata dia, pada akhir tahun, seharusnya angka kunjungan wisatawan tinggi. Dia mengaku mendapatkan informasi bahwa sudah ada booking-an yang bisa meningkatkan hingga 25 persen hingga akhir tahun, tapi belum terealisasi. “Sekarang kami benar-benar nyungsep,” ujarnya.
Dengan kondisi seperti sekarang, PHRI Karangasem berharap perbankan memberikan kemudahan pembayaran pinjaman. Dia mengusulkan kemudahan berupa zero bunga pinjaman selama setahun akan sangat membantu pengusaha.