Soal Kebakaran Hutan, Darmin: Jangan Hanya Salahkan Indonesia

Selasa, 19 Desember 2017 16:12 WIB

Warga berusaha memadamkan api di kawasan hutan Desa Peunia, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, 23 Oktober 2017. Sejumlah titik api tersebar di Kecamatan Arogan Lam Balek, Johan Pahlawan, Kaway XVI dan Kecamatan Samatiga. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan dunia internasional seharusnya tak hanya menyalahkan Indonesia atas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi setiap tahun. Sebab, kata dia, permasalahan kebakaran hutan dan asap merupakan masalah kawasan serta global.

"Jangan cuma ngomong gede, menyalah-nyalahkan saja. Kami ingin supaya bekerja bersama," ujarnya dalam Rapat Kerja Nasional Pencegahan Kebakaran Hutan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Desember 2017.

Baca: Kebakaran Hutan, 30 Perusahaan Dijatuhi Sanksi Administratif

Menurut Darmin, dunia internasional harus bekerja sama dalam mengatasi masalah asap dan kebakaran hutan. Sebab, kata dia, baik Indonesia maupun dunia akan menikmati hasil yang sama jika kebakaran hutan dapat teratasi dengan baik. "Kami ingin supaya bekerja bersama untuk mencapai hasil yang lebih baik bagi masyarakat, negara, dan dunia," katanya.

Saat ini, kata Darmin, Indonesia sedang menyelesaikan one map policy untuk menanggulangi kebakaran hutan. One map policy itu akan memungkinkan pemerintah memetakan desa-desa rawan kebakaran hutan guna melakukan pencegahan. "Untuk itu, kami undang partisipasi berbagai pihak, baik dari pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat, lembaga sosial, pemerintah pusat, maupun internasional," ucapnya.

Menurut Darmin, pemerintah saat ini mengubah orientasi dari pemadaman kebakaran ke pencegahan. Sebab, dia melanjutkan, mencegah kebakaran lebih mudah daripada memadamkan. "Biayanya jauh lebih rendah. Bukan hanya mencegah, tetapi perencanaannya lebih bisa dibuat dibandingkan dengan memadamkan kebakaran," tuturnya.

Dalam perencanaan pencegahan kebakaran, Darmin mengatakan, dua tahun ini, pemerintah juga menyiapkan metode dengan menetapkan standar. Dia berujar penyusunan pencegahan kebakaran tersebut dilakukan dengan menetapkan standar serta menyiapkan berbagai instrumen. "Apalagi daerah rawan, harus ada sistem kanal bloking, harus ada sistem pengairannya, harus ada alat-alat minimum kalau terjadi kebakaran," katanya.

Data dari Kementerian Koordinator Perekonomian pada rentang 2015 hingga 2017, titik kebakaran hutan dan lahan berkurang secara signifikan. Pada 2015, kebakaran hutan tercatat sekitar 22 ribu titik, sementara 2017 menjadi 2.500 titik atau turun 89 persen.

Luas area kebakaran juga berkurang. Pada 2015 tercatat kebakaran hutan mencapai 2,6 juta hektare, kemudian 2016 turun 94 persen menjadi 146 ribu hektare. Pada 2017, luas lahan terbakar turun kembali menjadi 125 ribu hektare atau 15 persen dari 2016.

Berita terkait

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

6 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

7 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

12 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

Sejarah terulang lagi, nilai tukar rupiah melemah sampai ke titik di atas Rp16 ribu per dolar AS, sama seperti saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

13 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

15 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Jawaban Airlangga Soal Permintaan Dia Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

30 hari lalu

Jawaban Airlangga Soal Permintaan Dia Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

Majelis hakim MK menyatakan akan mempertimbangkan untuk menghadirkan menteri Jokowi ke sidang sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

40 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

43 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

44 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

45 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya