Bos Mayora Orang Terkaya Padamkan Mitos Redupnya Generasi Ketiga
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 8 Desember 2017 17:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Mitos bisnis generasi ketiga akan meredup terbantahkan oleh Mayora Group. Bos Mayora Group Jogi Hendra Atmadja baru saja didapuk oleh Majalah Forbes sebagai orang terkaya kesepuluh di Indonesia.
Menurut Global Marketing Head Mayora Group, Ricky Afrianto, Mayora telah beroperasi sejak 1977. Saat ini Mayora Group dikelola oleh generasi ketiga. "Sebagai perusahaan global, Mayora profesional dan bisa disamakan dengan perusahaan multinasional,” kata Ricky saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Jumat, 8 Desember 2017.
Ricky mengatakan bisnis Mayora Group tetap berjalan dengan baik karena kapabiliitas pemilik dan semua tenaga professional yang bekerja disana. “Hal seperti ini sudah dipersiapkan,” katanya.
Selain itu, Ricky berujar untuk tetap bisa bertahan dari generasi ke generasi, Mayora telah memiliki strategi dan fokus yang kuat dari sang pemilik. Ia mencontohkan, perusahaan lain, seperti Coca Cola Company telah beroperasi untuk beberapa generasi sejak pertama kali didirikan. ”Jika organisasi dan strateginya kuat, tentu akan mampu berjalan terus,”
Penyebab perusahaan tak berlanjut pada generasi berikutnya, ujar Ricky, karena pemilik awal tak memiliki fokus yang jelas dan tak memiliki tenaga professional yang tepat. “Bisa jadi memang tidak ada atau salah rekrut. Manajemen perusahaan akan sangat berpengaruh,” ujar Ricky.
Ia menuturkan, pertumbuhan Mayora Group tahun ini stabli, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah. “Dengan segala inovasi dan kreativitas, kami adalah salah satu perusahaan yang mempunyai pertumbuhan cukup baik,” kata dia.
Sebelumnya, Pemeringakat Efek Indonesia telah menaikkan peringkat PT Mayora Indah Tbk menjadi idAA. Analis Pefindo, Martin Pandiangan mengatakan peringkat tersebut mencerminkan perusahaan akan mempertahankan leverage keuangan yang konservatif dan marjin profitabilitas (dalam jangka waktu pendek hingga menengah) di tengah persaingan yang ketat.
Selain itu, Martin mengatakan proyeksi belanja modal perusahaan akan didanai secara internal, sehingga proyeksi rasio utang terhadap EBITDA diproyeksikan tidak melebihi 2,1x dalam jangka waktu pendek hingga menengah. "Outlook untuk peringkat perusahaan adalah stabil."
Martin berujar, selama tiga terakhir, perusahaan berhasil mempertahankan marjin profitabilitas dan profil struktur permodalan yang konservatif.
Kekayaan Jogi Hendra Atmadja mencapai US$ 2,7 miliar. Tahun lalu, Jogi berada di posisi ke-35 orang terkaya Indonesia versi Forbes sebelum melompat ke posisi 10. Kekayaan pria berumur 71 tahun ini melonjak tajam dari US$ 850 juta pada 2016 menjadi US$ 2,7 miliar.
Jogi adalah Presiden Mayora Group yang dikenal sebagai produsen makanan jadi di Indonesia. Mayora dikenal memproduksi kopi, permen, serta biskuit. Perusahaan ini juga ekspansif menjual produknya ke 90 negara.
JENNY WIRAHADI | DEWI RINA