Survei CSIS: Kinerja Ekonomi Jokowi-JK Belum Memuaskan, namun...

Reporter

Bisnis.com

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 4 Desember 2017 21:10 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum memimpin rapat terbatas tentang perkembangan implementasi program pengentasan kemiskinan di Kantor Presiden, Jakarta, 25 Juli 2017. Presiden meminta agar program tersebut menjangkau 40 persen penduduk lapisan terbawah. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Jusario Vermonte mengatakan mayoritas masyarakat belum puas dengan kinerja ekonomi pemerintah. Namun kepercayaan terhadap Presiden Joko Widodo sangat tinggi.

Hal itu dinyatakan Philips dalam pemaparannya di acara Bisnis Indonesia Economic Challenges 2018, Senin, 4 Desember 2017.

Baca juga: Survei: 32,4 Persen Responden Menyebut Ekonomi Era SBY Lebih Baik

Dari hasil riset CSIS, yang melibatkan seribu responden di 34 provinsi di Indonesia, 42,2 persen menyatakan kondisi perekonomian keluarga saat ini tidak ada perubahan dibandingkan dengan lima tahun lalu. Bahkan, 20,3 persen responden menyatakan lebih buruk, sedangkan hanya 37,5 persen yang menyebut baik.

Begitu juga kondisi perekonomian Indonesia secara umum 35,9 persen menyatakan tidak ada perubahan dibandingkan dengan lima tahun lalu. Sekitar 22,1 persen di antaranya beranggapan buruk dan hanya 41,7 persen responden yang berpersepsi baik.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, kata dia, tingkat kepuasan terkait kondisi pembangunan saat ini dibandingkan lima tahun lalu sangat tinggi. Koresponden yang beranggapan pembangunan lebih baik mencapai 70,9 persen. Adapun yang beranggapan tidak ada perubahan hanya 19,8 persen dan yang menilai buruk 8,6 persen.

“Tingkat ekonomi kurang puas relatif tidak berubah dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Tapi pembangunan tiga tahun terakhir sangat puas jauh lebih tinggi. Artinya masyarakat melihat pemerintah sedang bekerja. Yang penting menjaga tingkat kepercayaan meski ekonomi tidak berubah tapi kepercayaan tinggi. Itu belum dimiliki orang-orang lain yang ingin jadi presiden dan wakil presiden pada 2019,” ujarnya.

Selain itu, kepercayaan terhadap pemerintah tinggi karena ada komponen kebutuhan keluarga yang diambil negara yaitu kesehatan dan pendidikan. Sebelumnya, masyarakat Indonesia kelas ekonomi bawah tidak punya akses yang baik terhadap kedua kebutuhan tersebut.

“Dan sekarang hal itu diapresiasi masyarakat, karena menyentuh juga masyarakat jauh di luar Jakarta,” ujarnya.

Oleh karena itu, elektabilitas Joko Widodo saat ini cukup tinggi mencapai 59,9 persen. Namun menurutnya, sebagai calon petahana yang diperkirakan akan mengikuti pemilu presiden 2019 modal elektabilitas itu masih kurang aman.

Sebabnya, sekitar 41 persen pemilih diperkirakan memiliki preferensi lain. Dia pun menyebut, saat ini penantang terkuat bagi Jokowi dalam pemilu presiden 2019 menurut pandangan responden adalah Prabowo Subianto dengan elektabilitas sekitar 24 persen.

Berita terkait

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

5 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

5 hari lalu

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

7 hari lalu

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

IM57+ Insitute merespon temuan survei Indikator Politik Indonesia soal kepercayaan publik kepada KPK. KPK, lembaga paling tidak dipercaya publik.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

7 hari lalu

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

Sebanyak 55,1 persen pendukung PDIP tidak setuju dengan PSU tanpa Prabowo-Gibran. Begini rinciannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

7 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

10 hari lalu

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

11 hari lalu

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel

Baca Selengkapnya

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

12 hari lalu

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

Hampir tiga perempat responden survei Universitas Hebrew Israel melihat perlunya mempertimbangkan tuntutan politik dan militer dari sekutu soal konfli

Baca Selengkapnya

Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

32 hari lalu

Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

55% warga Amerika Serikat tidak menyetujui respons militer Israel ke Gaza, menurut jajak pendapat terbaru Gallup

Baca Selengkapnya

Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

49 hari lalu

Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

Survei yang dilakukan Thomson Reuters Foundation pada 2018 silam pernah mengungkap India sebagai salah satu negara tak aman untuk perempuan.

Baca Selengkapnya