Bank Indonesia Klaim Pertumbuhan Ekonomi Mulai Pulih

Rabu, 29 November 2017 10:55 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat bersaksi dalam sidang lanjutan korupsi E-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 30 Maret 2017. Tempo/Aghniadia

TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia (BI) menyatakan tahun ini merupakan tahun pemulihan ekonomi. Perekonomian ke depan diproyeksikan akan tumbuh semakin baik.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowadojo mengatakan pemulihan ekonomi tercermin dari pertumbuhan dunia yang tinggi dan merata. "Ekonomi tumbuh mencapai 3,6 persen dengan motor pertumbuhan tak hanya dari negara maju, tapi juga negara berkembang," kata dia di JCC, Jakarta, Selasa, 28 November 2017.

Di sektor keuangan, risiko pun mereda karena penguatan ekonomi global. Penerapan beragam kebijakan moneter secara bertahap di negara maju juga menjadi pendukungnya.

Perbaikan ekonomi global mendukung perbaikan ekonomi dalam negeri. Setelah tertahan di semester I, ekonomi domestik menguat di semester II.

Agus mengatakan kondisi ini diperkuat untuk memperbaiki kinerja ekspor dan peningkatan investasi. Strategi pemerintah untuk mempercepat penyaluran belanja juga mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi.

Advertising
Advertising

Tahun ini, BI memprediksi ekonomi bisa tumbuh 5,1 persen. Inflasi diperkirakan sebesar 3-3,5 persen. Sementara defisit transaksi berjalan diproyeksikan berada di bawah 2 persen dari PDB. "Defisit transaksi berjalannya masih aman meski belum surplus seperti di negara lain," ujar Agus.

Namun dia mengatakan fungsi intermediasi perbankan belum sepenuhnya pulih seperti yang diharapkan. Kredit perbankan pada tahun ini diperkirakan tumbuh sekitar 8 persen. Angka itu lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit tahun lalu yaitu 7,86 persen.

Sementara tahun depan, BI memproyeksi ekonomi akan tumbuh di kisaran 5,1-5,5 persen. Permintaan domestik akan menjadi pemicu utama pertumbuhan. Inflasi diperkirakan berada dalam kisaran targetnya yaitu sebesar 3,5 +- 1 persen.

Agus mengatakan stimulus pemerintah, momen pilkada, dan Asian Games pada 2018 akan berpengaruh pada permintaan domestik, khususnya konsumsi. Sementara proyek-proyek infrastruktur masih akan mewarnai pertumbuhan investasi di tahun depan.

Dari sisi ekspor, pertumbuhannya diperkirakan melambat dibandingkan tahun ini. Pasalnya ekspor masih bertumpu kepada komoditas.

Dengan prospek tersebut, pertumbuhan dana pihak ketiga dan kredit perbankan pada 2018 diperkirakan tumbuh masing-masing 9-11 persen dan 10-12 persen. Sementara defisit transaksi berjalan diperkirakan sedikit meningkat namun tetap berada pada level sehat di bawah 3 persen dari PDB. Peningkatan ini dipicu meningkatnya investasi dan semakin intensifnya proyek-proyek infrastruktur.

Dalam jangka menengah, Bank Indonesia memperkirakan ekonomi akan meningkat bertahap. Harga komoditas pun tumbuh positif sejalan dengan permintaan yang mulai meningkat. Di sisi domestik, kebijakan pemerintah terkait reformasi struktural, proyek infrastruktur, paket kebijakan, hingga reformulasi kebijakan akan berbuah positif.

Ekonomi pada periode 2019-2022 diperkirakan meningkat hingga berada di kisaran 5,8-6,2 persen pada 2022. Inflasi diperkirakan terkendai di kisaran 3+-1 persen. Sementara transaksi defisit berjalan akan menurun dan berada di level sehat di bawah 3 persen.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

3 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

8 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

12 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya