Erupsi Gunung Agung, Sriwijaya Air: Penerbangan ke Bali Normal
Reporter
M Rosseno Aji
Editor
Martha Warta
Minggu, 26 November 2017 18:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta-Maskapai penerbangan Sriwijaya Air menyatakan penerbangannya ke Bali tidak terganggu akibat erupsi Gunung Agung. Sriwijaya menyatakan hingga hari ini penerbangannya masih normal.
"Masih normal seperti hari-hari biasa," kata Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air Agus Soedjono saat dihubungi, Minggu, 26 November 2017.
Agus menuturkan pihaknya belum menerima peringatan atau Notice to Airmen (Notam) terkait erupsi Gunung Agung. Namun pihaknya selalu memantau aktifitas Gunung Agung. "Kalau ada Notam dari regulator kami akan menghentikan penerbangan ke Bali," kata dia.
Sebelumnya, maskapai Garuda Indonesia juga menyatakan penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali masih berjalan normal. Garuda menyatakan letusan Gunung Agung, belum berdampak pada pembatalan penerbangan Garuda Indonesia di Bali.
“Penerbangan masih normal. Bandara juga masih dibuka,” kata Senior Manager Public Retalions Garuda Indonesia Ikhsan Rosan saat dihubungi, Minggu, 26 November 2017.
Baca: Gunung Agung Meletus, 4 Maskapai Internasional Ini Batal ke Bali
Ikhsan mengatakan pihaknya juga turut memantau aktivitas Gunung Agung dan sebaran abu vulkaniknya. “Kalau nantinya letusan Gunung Agung berdampak ke penerbangan, otomatis kami akan menghentikan penerbangan,” kata dia.
Ikhsan menuturkan Garuda Indonesia telah membatalkan 13 penerbangan menuju Bandara Internasional Lombok Nusa Tenggara Barat akibat aktivitas vulkanik Gunung Agung. “Penerbangan ke Lombok yang dibatalkan 13 penerbangan,” kata dia.
Dia mengatakan 13 penerbangan tersebut berasal dari Jakarta, Denpasar, Surabaya dan Makassar. Ikhsan menuturkan pembatalan penerbangan karena pihak maskapai menilai sebaran abu vulkanik di daerah Lombok berbahaya bagi penerbangan.
“Sebenarnya bandara Lombok masih dibuka, tapi kami menilai sebaran abu vulkanik di sana bisa membahayakan penerbangan,” kata dia. Adapun sejumlah nomor penerbangan yang dibatalkan tersebut diantaranya:
Penerbangan GA450/451 tujuan Denpasar-Lombok-Denpasar
Penerbangan GA430/433 tujuan Cengkareng-Lombok-Cengkareng
Penerbangan GA432/ tujuan Cengkareng-Lombok
Penerbangan GA638/639 tujuan Makassar-Lombok-Makassar
Penerbangan GA364/365 tujuan Surabaya-Lombok-Surabaya
Penerbangan GA7048 tujuan Denpasar-Lombok
Penerbangan GA7034/7035 tujuan Lombok-Sumbawa Besar
Penerbangan GA7032/7033 tujuan Lombok-Bima-Lombok
Penerbangan GA436/437 tujuan Denpasar-Lombok-Denpasar
Penerbangan GA440/441 tujuan Cengkareng-Lombok-Cengkareng
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kasbani mengatakan Gunung Agung kembali erupsi pada Sabtu, 25 November 2017, pukul 17.20 Wita.
Kasbani mengatakan letusan menghasilkan kolom abu yang lebih tinggi dari letusan Gunung Agung yang terjadi lima hari lalu. “Ini lebih besar dari kemarin, tinggi kolom abu 1.500 meter, kalau kemarin 700 meter,” kata dia, Sabtu, 25 November 2017.
Kasbani menuturkan letusan Gunung Agung kali ini bertipe freatik atau sama dengan letusan yang kemarin. Letusan tipe freatik disebabkan oleh meresapnya air ke dalam kawah gunung, sehingga menyebabkan letusan. Namun, Kasbani menuturkan Gunung Agung sudah menampakan tanda letusan vulkanik.
Erupsi Gunung Agung menyebabkan sejumlah maskapai penerbangan internasional membatalkan penerbangan menuju dan dari Bali, diantaranya Jetstar, Qantas, Virgin dan KLM. Sebagian besar penerbangan itu dibatalkan meski Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan kondisi saat ini masih aman untuk penerbangan ke pulau Bali.
Juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan awan abu tidak mempengaruhi jalur penerbangan di Denpasar. Dia mengatakan saat ini kondisi udara untuk penerbangan masih aman. Namun, Pihak Jetstar menyatakan gerakan awan abu sulit diprediksi dan penerbangan dapat berubah dalam waktu singkat, sehingga mereka memilih membatalkan penerbangannya.