Kalahkan Jakarta, Jawa Timur Terbaik Soal Kemudahan Berbisnis

Rabu, 22 November 2017 06:00 WIB

Tidak memiliki Surat Izin Membangun (IMB), proyek pembangunan gedung Perawatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo disegel, di Jalan Diponegoro, Jakarta, (12/1). Penyegelan juga dilakukan karena robohnya panel yang meneaskan satu orang. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil riset Asia Competitiveness Institute (ACI) menunjukkan Provinsi Jakarta Timur sebagai lokasi dengan tingkat kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business/EoDB) terbaik pada 2017. Adapun DKI Jakarta berada di posisi ke-4, masih kalah dari Jawa Barat dan Jawa Tengah yang masing-masing menduduki posisi kedua dan ketiga.

Hasil itu dihitung berdasarkan statistik ekonomi dan penelitian ACI terhadap 925 pelaku bisnis di 34 provinsi di Indonesia.

Baca juga: Peringkat Kemudahan Berbisnis di Indonesia Kalah dari Malaysia

"Ada semacam persaingan daerah untuk mendapat investasi. Jakarta banyak bersaing dengan Jatim dan Jateng, karena industri padat karya banyak pindah ke sana (Jatim)," ujar Research Fellow sekaligus Deputy Director ACI Mulya Amri saat jumpa pers di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa, 21 November 2017.

Ada tiga kategori utama yang dinilai ACI dalam riset pada April hingga September 2017 tersebut, yakni attractiveness to investor, business friendliness, dan competitive policies.

Advertising
Advertising

Peringkat Jakarta merosot pada aspek attractiveness to investor dari posisi pertama pada 2015 menjadi posisi 3 tahun ini. Posisi pertamanya kini dipegang Jawa Barat yang tahun lalu mendapat ranking 5.

Pada kategori business friendliness, Jakarta mendapat ranking 7 pada 2017 dari posisi runner up pada 2015. Kategori ini justru dimenangkan Sulawesi Tengah yang sebelumnya berada di posisi 11

Aspek competitive policies menaikkan Jakarta ke ranking 19 setelah bertengger di ranking 30 pada 2015.

Rangking tersebut, menurut Amri bersifat relatif karena perbandingannya disesuaikan. "Jadi bisa karena DKI yang (nilainya) menurun secara mutlak atau provinsi lain membaik. Ini menunjukkan Jakarta masih kurang kompetitif dibandingkan provinsi lain yang mengalami banyak kemajuan," ujar Amri.

Direktur Eksekutif Jakarta Property Institute (JPI) Wendy Haryanto menyebut proses perizinan bangunan yang sebagai salah satu indikator utama EoDB. Merosotnya rangking Jakarta dalam riset ACI diyakini terkait dengan sulitnya mengurus izin mendirikan bangunan (IMB).

"Belum ada inovasi yang signifikan terkait dengan proses perizinan di Jakarta. Ini salah satunya disebabkan karena Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) sebagai garda terdepan perizinan mempunyai banyak masalah," ujar Wendy dalam jumpa pers yang sama.

Tahapan perizinan pun menurut dia tak berkurang dan hanya diubah urutannya dari waktu ke waktu. Hal itu berpotensi mengalihkan calon investor dari Jakarta ke provinsi lain.

Perbaikan dalam hal mengurus IMB diyakini bisa mendongkrak rangking EoDB ibu kota, mengingat 20 persen PDB Jakarta berasal dari sektor properti. "Kalau properti dikembangkan dengan benar, diperbaiki kemudahan berbisnisnya, bisa menjadi drive (penggerak). Kalau diperbaiki, ekonominya bisa tumbuh lebih cepat."

Berita terkait

Skandal Bank Dunia, Jubir Luhut Bantah EODB jadi Alasan Penyusunan Omnibus Law

18 September 2021

Skandal Bank Dunia, Jubir Luhut Bantah EODB jadi Alasan Penyusunan Omnibus Law

Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, merespons ditemukannya skandal Ease of Doing Business (EODB) Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Ada Skandal EODB, Pemerintah Diminta Ubah Acuan Keberhasilan Iklim Investasi

18 September 2021

Ada Skandal EODB, Pemerintah Diminta Ubah Acuan Keberhasilan Iklim Investasi

Bhima Yudhistira meminta pemerintah mengubah indikator target keberhasilan investasi pasca-terkuaknya skandal EODB.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Setop Laporan Kemudahan Berusaha Akibat Skandal, Bahlil: Ya, Gitu Deh

17 September 2021

Bank Dunia Setop Laporan Kemudahan Berusaha Akibat Skandal, Bahlil: Ya, Gitu Deh

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menanggapi penghentian laporan kemudahan berusaha atau ease of doing business (EODB) oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Eks Bos Bank Dunia Diduga Tekan Staf untuk Naikkan Peringkat Cina

17 September 2021

Eks Bos Bank Dunia Diduga Tekan Staf untuk Naikkan Peringkat Cina

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva diduga saat menjabat di Bank Dunia menekan staf untuk mengubah peringkat laporan Kemudahan Berbisnis.

Baca Selengkapnya

Bahlil Yakin Kemudahan Berusaha di RI Naik ke Peringkat 60: Tergantung Lobi-lobi

30 Agustus 2021

Bahlil Yakin Kemudahan Berusaha di RI Naik ke Peringkat 60: Tergantung Lobi-lobi

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yakin target kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business bisa naik ke peringkat 60 pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

BPN Jawab Isu Penarikan Sertifikat untuk Diubah jadi Sertifikat Tanah Elektronik

4 Februari 2021

BPN Jawab Isu Penarikan Sertifikat untuk Diubah jadi Sertifikat Tanah Elektronik

BPN menjawab isu penarikan sertifikat tanah asli seiring penerbitan sertifikat tanah elektronik yang ramai dibicarakan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Ini Sebab Faisal Basri Sebut Omnibus Law Tak Atasi Akar Masalah Utama Investasi

24 Oktober 2020

Ini Sebab Faisal Basri Sebut Omnibus Law Tak Atasi Akar Masalah Utama Investasi

Faisal Basri mengkritik pemerintah yang berkukuh menggunakan Omnibus Law UU Cipta Karya sebagai alat untuk menarik investasi datang ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Survei TMF: Indonesia Jadi Negara Paling Rumit untuk Urusan Bisnis

17 Oktober 2020

Survei TMF: Indonesia Jadi Negara Paling Rumit untuk Urusan Bisnis

Indonesia menduduki peringkat pertama negara yang paling rumit untuk urusan bisnis.

Baca Selengkapnya

Ekonom HSBC: Investor Global Pantau Perkembangan Omnibus Law RI

16 September 2020

Ekonom HSBC: Investor Global Pantau Perkembangan Omnibus Law RI

Chief Economist ASEAN di HSBC Joseph Incalcaterra menyoroti Rancangan Undang-Undang atau RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang sedang dibahas di DPR.

Baca Selengkapnya

BKPM Pangkas Izin Usaha, Dongkrak Peringkat Kemudahan Berbisnis

5 Maret 2020

BKPM Pangkas Izin Usaha, Dongkrak Peringkat Kemudahan Berbisnis

BKPM memangkas perizinan usaha dari 11 menjadi 3 prosedur saja.

Baca Selengkapnya