Menjelang Tahun Politik, Pemerintah Tak Akan Revisi APBN 2018

Selasa, 21 November 2017 16:07 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Incar Pembiayaan Infrastruktur

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berupaya agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 tidak direvisi. Menghadapi tahun politik, pemerintah tak ingin APBN menjadi salah satu sumber ketidakpastian.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan tahun politik jatuh pada 2018 hingga 2019 karena ada pemilihan kepala daerah dan presiden. "Di tahun politik pasti ada tensi politik. Dalam konteks seperti ini, bujet APBN tidak boleh menjadi sumber ketidakpastian," katanya dalam acara Asian Insights Conference 2017 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 21 November 2017.

Baca: Sri Mulyani: Defisit Anggaran dan Utang Masih Aman

Untuk menghindarinya, kata Suahasil, APBN tahun depan pun disusun dengan berfokus pada kualitas anggaran yang lebih baik. "Kami upayakan anggaran cukup kredibel dengan memasang angka yang bisa dipertanggungjawabkan," tuturnya.

Untuk asumsi makro, misalnya, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen tahun depan. Pemerintah optimistis target itu bisa tercapai karena kondisi pendorong pertumbuhan ekonomi, seperti investasi dan ekspor, diperkirakan tumbuh tinggi. Selain itu, kondisi perekonomian global tengah membaik.

Proyeksi pemerintah itu masuk ke rentang perkiraan pertumbuhan ekonomi dari Bank Indonesia, yaitu 5,1-5,5 persen. Namun angkanya sedikit lebih tinggi daripada Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 5,3 persen.

Namun, Suahasil menuturkan, pemerintah perlu memperhatikan realisasi nilai tukar rupiah dan harga minyak mentah. Dia memperkirakan realisasi nilai tukar rupiah akan lebih lemah daripada target di APBN.

Nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 13.400 per dolar Amerika tahun depan. Sedangkan saat ini angkanya sudah mencapai Rp 13.500 per dolar Amerika dan tahun depan diperkirakan dimulai di angka tersebut.

Sementara itu, harga minyak mentah ditargetkan senilai US$ 48 per barel tahun depan. Harganya diperkirakan akan meningkat pada 2018 karena saat ini harganya sudah mencapai US$ 51-52 per barel.

Perubahan harga minyak akan mempengaruhi penerimaan pemerintah dan subsidi listrik. "Jika harganya naik, bujet tetap aman karena dampaknya positif," ujar Suahasil.

Pemerintah juga mencoba membuat anggaran yang lebih konservatif. Pertumbuhan penerimaan tahun depan hanya dipatok 9 persen. Khusus untuk penerimaan perpajakan, pertumbuhannya dipatok naik 9,9 persen. Sedangkan pertumbuhan pengeluaran tahun depan hanya tumbuh 4 persen.

Selain itu, pemerintah memperbaiki kualitas anggaran dengan menurunkan defisit dalam keseimbangan primer menjadi Rp 178 triliun. Jumlahnya akan dipangkas hingga menjadi Rp 87 triliun tahun depan.

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

20 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

23 jam lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

1 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

5 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

5 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

6 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

6 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

6 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

7 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya