IMF Nilai Kondisi Ekonomi Indonesia Masih Positif

Selasa, 14 November 2017 22:24 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi dan IMF. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) menilai kondisi perekonomian Indonesia masih positif. Dibandingkan dengan negara lain, IMF menyatakan perekonomian Indonesia masih berjalan dengan baik. “Banyak negara lain ingin belajar dari Indonesia,” kata Kepala Divisi IMF Departemen Asia dan Pasifik Luis Enrique Breuer saat bertemu awak media di Jakarta, Selasa, 14 November 2017.

Simak: IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan RI

Luis menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh banyaknya jumlah populasi muda. Populasi muda ini, kata Luis, pada akhirnya akan memasuki pasar tenaga kerja setiap tahun. “Hal tersebut, pada akhirnya menciptakan potensi pertumbuhan,” kata dia.

Luis mengatakan Indonesia memiliki potensi untuk mencapai pertumbuhan ekononmi di atas 5 persen sampai 6,5 persen dalam beberapa tahun ke depan. IMF sendiri memprediksi pertumbuhan Indonesia mencapai 5,3 persen tahun depan. Sedikit di bawah target pemerintah 5,4 persen. “Untuk mencapai pertumbuhan tersebut yang perlu dilakukan adalah menghasilkan lapangan kerja sehingga negara bisa mendapatkan keuntungan dari dividen demografis,” kata dia.

Selain membuka lapangan kerja yang lebih luas, pemerintah menurut Luis juga perlu melakukan beberapa pekerjaan rumah lainnya. Luis mengatakan pemerintah perlu menjaga disiplin finansial, tingkat inflasi dan stabilitas makro ekonomi.

Kedua, Luis mengatakan pemerintah juga perlu meningkatkan kemampuan bereaksi terhadap faktor eksternal. Pemerintah, kata dia, harus waspada terhadap beberapa faktor, seperti pertumbuhan ekonomi global, pertumbuhan Cina dan suku bunga Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

“Bagi saya, Indonesia punya penyangga untuk merespon sesuatu yang salah terjadi dari luar. Baik bagi Indonesia jika harga minyak naik. Tapi buruk, jika terjadi perlambatan ekonomi Cina atau kenaikan cepat tingkat suku bunga AS,” ujarnya.

Selain itu, Luis juga menyarankan agar pemerintah memodernisasi peraturan di Indonesia. Sebab, menurut Luis penerapan desentralisasi membutuhkan penyelarasan antara aturan pemerintah pusat dan daerah.

Keempat, Luis mengatakan pemerintah harus meningkatkan pendidikan untuk populasi muda. Dan terakhir, Luis menyarankan agar pemerintah dapat membenahi sektor keuangan yang menurutnya tidak terlalu efisien. “OJK (Otoritas Jasa Keuangan) terlalu banyak peraturan.”

Luis menuturkan Indonesia juga masih memiliki beberapa kendala untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Kendala tersebut di antaranya, ketergantungan yang berlebihan pada komoditas. “Jika harga komoditas turun, pendapatan negara juga akan turun,” tutur dia.

Kendala lainnya adalah investasi pemerintah pada proyek infrastruktur yang butuh waktu lama untuk mempengaruhi ekonomi. Menurut dia ada sejumlah resiko fiskal jika proyek tersebut mangkrak.

Namun, IMF menganggap proyek infrastruktur juga penting, sebab Indonesia tertinggal jauh dalam hal infrastruktur dibanding negara lain. “Dalam jangka pendek, proyek infrastruktur telah berdampak pada ekonomi melalui belanja pemerintah,” kata dia.

ROSSENO AJI NUGROHO

Berita terkait

IMF: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa 6,5 Persen

15 November 2017

IMF: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa 6,5 Persen

Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan Indonesia mampu mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi hingga hingga di atas 5 persen.

Baca Selengkapnya

Agenda IMF-World Bank Digelar di Bali, RI Bisa Raih USD 115 Juta

19 Oktober 2017

Agenda IMF-World Bank Digelar di Bali, RI Bisa Raih USD 115 Juta

Pemerintah memperkirakan jumlah perputaran duit yang akan terjadi selama penyelenggaraan Annual Meeting IMF-World Bank akan mencapai USD 115 juta.

Baca Selengkapnya

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan RI Menjadi 5,2 Persen

11 Oktober 2017

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan RI Menjadi 5,2 Persen

IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini seiring dengan estimasi berlanjutnya pemulihan global tahun ini menjadi 5,2 persen.

Baca Selengkapnya

G20 Puji Percepatan Pemulihan Ekonomi Global

24 April 2010

G20 Puji Percepatan Pemulihan Ekonomi Global

"Pemulihan ekonomi global menunjukkan perkembangan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya terutama berkat antisipasi tepat dan kebijakan terpadu dari kelompok G20."

Baca Selengkapnya

Jepang Beri Bantuan Dana US $ 5 Miliar Untuk Afganistan

10 November 2009

Jepang Beri Bantuan Dana US $ 5 Miliar Untuk Afganistan

Jepang meluncurkan dana segar bagi Afganistan sebanyak US $ 5 miliar, meski masih mempertimbangkan soal penghentian misi pengisian bahan bakar bagi kapal pasukan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

IMF Klaim Resepnya Sukses Atasi Krisis

28 September 2009

IMF Klaim Resepnya Sukses Atasi Krisis

Reputasi IMF sempat tercoreng karena memaksakan kebijakan fiskal yang cenderung pelit menggelontorkan fulus dan mereformasi sektor moneter pada 1997.

Baca Selengkapnya

Malaysia Punya Peluang untuk Tambah Stimulus

15 Agustus 2009

Malaysia Punya Peluang untuk Tambah Stimulus

Keputusan apapun untuk menggenjot pengeluaran mesti dilakukan dalam jangka menengah lantaran negara tersebut tengah menghadapi defisit anggaran yang tinggi dan utang yang menumpuk.

Baca Selengkapnya

Menteri G-8 Berniat Tarik Stimulus

15 Juni 2009

Menteri G-8 Berniat Tarik Stimulus

Hal tersebut dilakukan guna memperkecil defisit anggaran dan jaminan bank karena ekonomi telah menunjukkan perbaikan dan kekhawatiran inflasi yang mulai menghinggapi investor.

Baca Selengkapnya

Indonesia Belum Butuh Pinjaman IMF  

6 Mei 2009

Indonesia Belum Butuh Pinjaman IMF  

Selain dana siaga yang masih cukup, masyarakat Indonesia memandang lembaga itu mempunyai rapor buruk dalam membantu Indonesia saat krisis ekonomi 1997.

Baca Selengkapnya

Dana Moneter Dinilai Gagal Ingatkan Krisis

16 Maret 2009

Dana Moneter Dinilai Gagal Ingatkan Krisis

Pertemuan G20 sepakat melakukan reformasi lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia karena kedua lembaga tersebut dianggap tidak mencerminkan negara-negara di dunia terutama negara berkembang.

Baca Selengkapnya