Wika Gedung Tawarkan 4,46 Miliar Saham

Reporter

Alfan Hilmi

Kamis, 26 Oktober 2017 20:15 WIB

Dari kiri: Menteri PU PR Basuki Hadimoeljono, Gubernur DKI Jakarta Ahok, Presiden Jokowi dan Direktur Utama PT Wijaya Karya Bintang Perbowo meninjaua proyek pengembangan Simpang Susun Semanggi, Jakarta, 23 Februari 2017. Jalan yang bertujuan mengurangi kemacetan di kawasan tersebut mulai bisa dioperasikan Agustus 2017. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta -PT Wijaya Karya Bangunan Gedung berencana menawarkan 4,46 miliar saham atau setara 40 persen dari modal setelah penawaran umum perdana atau IPO. Harga saham yang ditawarkan adalah Rp 290 hingga Rp 456 per lembar.

Direktur Utama Wika Gedung, Nariman Prasetyo mengatakan penguatan modal merupakan kebutuhan utama WIKA Gedung untuk memperkuat daya saing. Selain itu ia mengatakan, IPO tersebut juga diharapkan dapat menguatkan pertumbuhan bisnis konstruksi.

“Kami percaya melalui IPO ini WIKA gedung mampu mempercepat akselerasi bisnis, baik konstruksi high rise building maupun investasi pengembangan yang direncanakan,” kata Nariman melalui siaran pers yang diterima Tempo, Kamis 26 Oktober 2017.

Perseroan mengalokasikan 70 persen dana IPO untuk investasi dan konsesi. Sedangkan sisanya 30 persen untuk modal kerja.

Direktur Pengembangan Investasi dan Human Capital WIKA Gedung Nur Al Fata mengatakan perusahaan memiliki tiga strategi bisnis yakni Bisnis Inti, Backward Integration dan Forward Integration. Ketiga strategi bisnis diharap saling memperkuat dan akan menjadi prioritas pengembangan perusahaan.

Advertising
Advertising

Bisnis Inti WIKA Gedung adalah penyedia jasa konstruksi gedung bertingkat tinggi. Backward integration adalah industri percetakan, modular dan elektronik. Sedangkan Forward Integration adalah langkah lanjutan yakni perusahaan melakukan investasi dan konsesi. “Itu sebabnya alokasi dana IPO untuk investasi dan konsesi porsinya paling besar,” kata Nur.

Penawaran awal berlangsung dari 26 Oktober 2017 hingga 7 November 2017. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 20 November 2017. Penawaran umum akan dilaksanakan pada 22 sampai 24 November 2017 dan pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilaksanakan pada 30 November 2017.

Wika Gedung telah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Mandiri Sekuritas sebagai koordinator, PT Bahana Sekuritas, PT CIMB Sekuritas Indonesia, dan PT Buana Kapital Sekuritas.

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

6 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

7 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

8 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

13 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

14 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

14 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya