Dilarang di Daerah, Bos Go-Jek: Kami Menciptakan Lapangan Kerja

Kamis, 26 Oktober 2017 14:30 WIB

Seorang sopir Go-Jek menunjukkan kotak berisi makanan untuk pelanggannya di depan sebuah warung makan di Jakarta, 13 Juli 2017. Go-Jek telah menjadi solusi penting di kota Jakarta yang memiliki lalu lintas terburuk di dunia. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim mengatakan transportasi online mendapat banyak resistensi. Namun sistem transportasi online menciptakan ruang kerja dan pendapatan yang besar.

Nadiem menuturkan kini ada sekitar 1 juta pengemudi transportasi online, baik motor maupun mobil. "Di sisi lain, hanya ada 50 ribu taksi dan 200 ribu mikrolet," katanya dalam seminar acara Hari Oeang di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2017.

Khusus untuk pengemudi ojek online, Nadiem mencatat terjadi peningkatan jumlah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Pengemudi ojek sebelumnya hanya berkisar 70-10 ribu orang. Namun saat ini tercatat sudah ada 250-300 ribu pengemudi ojek online.

Go-Jek sendiri hingga saat ini telah menafkahi lebih dari 100 ribu restoran dan warung di 50 kota di Indonesia. Perusahaan layanan transportasi itu juga bermitra dengan 500 ribu pengemudi.

Dari sisi pendapatan, kehadiran transportasi online dinilai berperan mengangkat kelas masyarakat. Nadiem menuturkan rata-rata pendapatan sopir Go-Jek per bulan mencapai Rp 4 juta. "Artinya, mereka yang bekerja full time hingga 12 jam sehari bisa menghasilkan Rp 6-8 juta per bulan," ujarnya. Dengan pendapatan tersebut, terjadi lompatan status dari kelas bawah ke kelas menengah.

Pekerjaan ini pun termasuk fleksibel, sehingga pekerja formal yang ingin menambah penghasilan bisa memiliki kesempatan. Nadiem menuturkan banyak masyarakat yang sengaja menjadi pengemudi Go-Jek untuk mengejar kebutuhan mendesak, seperti biaya rumah sakit. "Karena masalah di Indonesia bukan hanya unemployment atau pengangguran, melainkan juga underemployment," ucapnya. Kategori terakhir merupakan pekerja yang ingin mendapat penghasilan tambahan tapi tidak memiliki kesempatan.

Nadiem mengatakan kehadiran transportasi online juga menghasilkan efisiensi. Dia mencontohkan tarif ojek sebelum ojek online hadir yang cenderung lebih mahal daripada taksi. Penyebab tarif tinggi adalah pengemudi ojek hanya mangkal di satu tempat. Ketika saat ini tarifnya hanya sepertiga dari tarif sebelumnya, pendapatan pengemudi ojek justru meningkat dua kali lipat. Pasalnya, mereka mampu melayani lebih banyak penumpang tiap harinya. "Ini konsep multiplier effect dari efisiensi," katanya.

Berita terkait

4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

10 hari lalu

4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.

Baca Selengkapnya

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

13 hari lalu

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

Salah satu daerah yang menerapkan kebijakan Permendikbud Ristek soal pakaian adat sebagai seragam sekolah pada waktu tertentu adalah Bukittinggi.

Baca Selengkapnya

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

13 hari lalu

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

14 hari lalu

Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

Seragam sekolah sempat diisukan alami perubahan, begini respons Kemendikbudristek. Begini bunyi Permendikbudristek soal Seragam Sekolah.

Baca Selengkapnya

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

18 hari lalu

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

Kwarnas masih enggan membahas pengembangan pendidikan Pramuka sebelum permendikbudristek direvisi

Baca Selengkapnya

Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso Minta Permendikbudristek No 12/2024 Dicabut

24 hari lalu

Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso Minta Permendikbudristek No 12/2024 Dicabut

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso mengingatkan pramuka sudah ada sejak zaman kemerdekaan.

Baca Selengkapnya

Soal Polemik Pramuka, JPPI: Bungkusnya Bisa Berbeda, yang Penting Muatannya Masuk

24 hari lalu

Soal Polemik Pramuka, JPPI: Bungkusnya Bisa Berbeda, yang Penting Muatannya Masuk

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) setuju dengan kebijakan terbaru Nadiem soal ekskul Pramuka yang tak wajib.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Pramuka Jadi Ekstrakurikuler Tak Wajib bagi Siswa di Sekolah

24 hari lalu

Pro-Kontra Pramuka Jadi Ekstrakurikuler Tak Wajib bagi Siswa di Sekolah

Mahfud Md mengaku, saat menjabat Menkopolhukam, dia mengusulkan agar posisi Pramuka di sekolah dikuatkan dan dinaikkan anggarannya.

Baca Selengkapnya

Nadiem Makarim Cabut Pramuka sebagai Ekskul Wajib di Sekolah, Ingatkah Tingkatan dalam Pramuka?

25 hari lalu

Nadiem Makarim Cabut Pramuka sebagai Ekskul Wajib di Sekolah, Ingatkah Tingkatan dalam Pramuka?

Mendikbudristek Nadiem Makarim putuskan Pramuka tidak lagi sebagai ekskul wajib di sekolah. Berikut jenjang atau tingkatan dalam Pramuka, masih ingat?

Baca Selengkapnya

Mahfud Tak Setuju Pramuka Dihapus dari Ekskul Wajib: Saya Malah Usul Dikuatkan

25 hari lalu

Mahfud Tak Setuju Pramuka Dihapus dari Ekskul Wajib: Saya Malah Usul Dikuatkan

Mahfud MD meminta Nadiem Makarim untuk menjadikan Pramuka sebagai ekskul wajib.

Baca Selengkapnya