Menteri Luhut: Tahun 2020, Indonesia Tak Lagi Impor Garam
Reporter
Antara
Editor
Anisa Luciana
Selasa, 17 Oktober 2017 17:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pada 2020 Indonesia tidak lagi mengimpor garam. Luhut menjelaskan pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan produksi garam nasional, salah satunya dengan ekstensifikasi lahan garam di sejumlah lokasi, termasuk NTT, yang berpotensi menjadi salah satu sentra garam nasional.
"PT Garam sudah membangun 4 ribu hektare di Teluk Kupang, NTT, jadi produksi garam bisa kita genjot," katanya dalam temu media di Jakarta, Selasa, 17 Oktober 2017.
Luhut menuturkan lahan garam di Indonesia amat luas, mencapai lebih dari 30 ribu hektare termasuk lahan milik rakyat. Sayangnya, PT Garam yang juga mengelola ribuan lahan garam itu tidak memaksimalkan lahan tersebut dengan menggandeng swasta.
Baca: Indonesia Paceklik Garam Konsumsi 500 Ribu Ton
Pemerintah sendiri, lanjut mantan Menko Polhukam itu, akan menyiapkan infrastruktur untuk mendukung peningkatan produksi garam.
"Undang-Undang menyebut pemerintah menyiapkan infrastruktur sehingga petani bisa dapat air tua dari pemerintah. Itu yang kami lakukan. Tahun depan mungkin ada dana yang dibutuhkan untuk bangun air tua dan bangun tanggul untuk itu, sudah tidak ada masalah," ujarnya.
Menurut Luhut, jika program tersebut berhasil dijalankan, maka kebutuhan garam konsumsi tidak akan menjadi masalah lagi. "Yang kita kejar kemudian garam industri. Kita harap 2019 selesai sehingga 2020 kita tidak perlu impor lagi," ucapnya.
ANTARA