TEMPO.CO, Jakarta - Sales Manajer Kelembagaan Schroders Ricky Samsico mengatakan terdapat beberapa pilihan investasi saat mempersiapkan masa
pensiun. Ricky melihat pilihan investasi yang bisa dipilih seperti pasar uang, saham, obligasi, syariah, reksadana dan campuran atau asuransi jiwa yang memiliki unsur investasi.
"Pensiun itu kita perlu tujuan ingin mencapai apa?" kata Ricky saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat, 13 Oktober 2017.
Menurutnya pekerja perlu mempersiapkan dana untuk masa pensiunnya sejak 10 atau lebih sebelum masa pensiun. Ricky mengatakan pada saat pensiun karyawan akan memiliki tiga dana, yaitu dari Jaminan Hari Tua atau JHT, Jaminan Pensiun, dan program pesangon dari perusahaan yang telah diatur dalam undang-undang tenaga kerja nomor 13 tahun 2003.
Ricky menilai dari tiga komponen ini biasanya belum mencapai target ideal atau mendapatkan 70 sampai 80 persen dari gaji terakhir. "Makanya harus punya tabungan lagi atau investasi," kata Ricky.
Menurut Ricky membeli saham dapat menjadi pilihan investasi, jika pekerja memiliki waktu untuk menganalisis saham yang kita beli serta harus memiliki informasi dari saham mengenai prospek ke depan apakah baik atau menurun.
Ricky menganjurkan reksadana untuk dipilih menjadi investasi sebelum masa pensiun tiba. Reksadana merupakan kumpulan saham-saham yang dikelola oleh merger investasi dan dapat dibeli oleh peserta. Reksadana dapat dibeli juga melalui channel bank.
"Misal seorang pekerja memiliki target Rp 1 miliar. Kita bikin present value dari Rp 1 miliar, kita nabung Rp 1 sampai 2 juta per bulan ditambah invesment return dia akan ngegulung tiap bulannya atau bunga majemuk yang membuat dana kita akan tumbuh menjadi misalnya 1 miliar," kata Ricky.
Menurutnya akan berbeda kalau pekerja hanya nabung di bank yang hanya berharap pada bunga. "Itu tidak akan mencapai dari Rp 1 miliar dalam 10 tahun," kata Ricky.
Asuransi juga menjadi salah satu pilihan, karena untuk proteksi. "Asuransi itu penting. Jangan hanya kita memupuk dana saja, tanpa memikirkan resiko yang kita tidak bisa kontrol," kata Ricky.
Pria yang juga pernah menjadi pengurus perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan da berkecimpung di industri dana pensiun selama 22 tahun itu menyarankan untuk membeli asuransi yang ada proteksinya 100 persen.
Menurutnya unit link banyak dipilih oleh orang yang tidak mampu mengelola keuangan dengan baik. Unit link adalah program dalam asuransi yang di dalamnya ada unsur saving atau investasi ditambah unsur proteksi.
Dana pensiun lembaga keuangan juga dapat menjadi pilihan. DPLK yang hanya didirikan oleh perusahaan asuransi jiwa atau bank saat ini ada 25 DPLK.
"Kita bisa memilih portofolio yang kita mau. Biasanya merek menyiapkan portofolio investasi yang bisa oleh peserta pasar uang, saham, obligasi, syariah, ataupun campuran," ujar Ricky.
Menurut Ricky kalau pekerja sudah tua mau dekat pensiun kita switch ke yang aman. "Misal pensiun 56 sekarang saya 53 saya ngerem aja di sahamnya. Saya pindahin ke pasar uang yang aman," kata Ricky.
Hal tersebut untuk mengantisipasi ketika umur 55 pasar modal crash, padahal kita sudah untung, malah turun separuh misalnya, seperti krisis 2008. Menurut Ricky tidak keburu untuk recovery dalam waktu satu tahun, padahal kita sudah menunggu sekian tahun.
"Saat ini penduduk Indonesia belum peduli terhadap pensiun mereka. Survei ada mengatakan OJK juga ada dari inklusi, itu sekitar 5 sampai 6 persen yang baru mengerti dana
pensiun di luar itu belum," kata Ricky.
HENDARTYO HANGGI