BI Sebut Pelemahan Kurs Rupiah Terdampak Donald Trump

Rabu, 4 Oktober 2017 17:14 WIB

Penguatan Kurs Rupiah Patut Diwaspadai

TEMPO.CO, Jakarta -Nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi faktor eksternal.

Salah satu faktornya adalah Presiden Amerika Donald Trump yang mengusulkan pemotongan pajak dan mendapat dukungan dari Republik. "Ini membawa optimisme bagi perekonomian Amerika," kata Agus Marto di DPR, Jakarta, Rabu, 4 Oktober 2017.

Investor tertarik untuk berinvestasi dalam dolar Amerika sehingga nilai tukarnya menguat. Dolar Amerika juga menguat lantaran terimbas pernyataan Janet Yellen, Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve. Yellen menegaskan potensi kenaikan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate, pada Desember 2017.

Agus Marto meyakini pelemahan rupiah saat ini hanya bersifat sementara. "Fundamental ekonomi Indonesia terjaga mulai dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan neraca pembayaran," katanya.

Selain itu, pelemahan tidak hanya dialami rupiah. Euro misalnya, tertekan karena perkembangan di Spanyol sehingga nilai tukarnya melemah terhadap dolar Amerika. Pada Selasa, 3 September 2017 nilai tukar rupiah ditutup melemah dua poin atau 0,01 persen di pasar spot. Nilainya melemah ke Rp 13.542 per dolar Amerika.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

15 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

2 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

3 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

6 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

7 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

7 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya