Mbok Risah, 76 tahun, pembatik asal Desa Papringan Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas sedang membatik di dapur rumahnya, Rabu (6/11). Ia sudah membatik sejak tahun 1948. TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO.CO, Jakarta - Regenerasi perajin batik menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan untuk mengembangkan industri batik nasional. “Kami melihat jumlah anak muda yang mau menjadi perajin batik masih sangat terbatas," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar dalam keterangan tertulis yang diperoleh Tempo, Selasa malam, 3 Oktober 2017. Sebagian besar pembatik Indonesia saat ini berusia di atas 40 tahun.
Untuk menggenjot regenerasi, kata Haris, Kementerian Perindustrian bersama dengan pemangku kepentingan terkait kini gencar melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi keterampilan membatik kepada generasi muda, dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal tersebut merupakan upaya untuk meyakinkan para generasi muda bahwa menjadi perajin batik atau berbisnis di industri batik memiliki prospek yang menjanjikan.
Haris berujar industri batik selama ini memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian regional dan nasional, penyedia lapangan kerja, serta penyumbang devisa negara. Kementerian Perindustrian mencatat, pelaku usaha batik di Indonesia didominasi sektor industri kecil dan menengah yang tersebar di 101 sentra di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Adapun jumlah tenaga kerja yang terserap di sentra IKM batik mencapai 15 ribu orang. Pada 2016, nilai ekspor kain batik dan produk batik mencapai US$ 149,9 juta.
Selain meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, kata Haris, Kementerian aktif mengembangkan kualitas produk, serta melakukan standardisasi, juga fasilitasi peralatan untuk memacu daya saing dan kapasitas produksi. “Kami pun telah mendorong pelaku industri batik memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan, seperti KUR dan LPEI, untuk memperkuat struktur modal,” ujarnya.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas dalam pengembangan batik warna alam Indonesia. Gati mencontohkan pengembangan batik warna alam yang memiliki ketahanan cuci dan gosok sehingga warnanya lebih tahan lama.
Batik merupakan warisan budaya tak benda asli Indonesia. UNESCO mengukuhkan batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 2 Oktober 2009.
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
11 hari lalu
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
28 Februari 2024
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).