Inflasi Rendah, The Fed: Sekarang Waktu Tepat Memperketat Moneter

Rabu, 27 September 2017 09:19 WIB

Janet Yellen berada di posisi kedua daftar perempuan paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Janet adalah wanita pertama yang mengepalai bank sentral paling berpengaruk di dunia, Federal Reserve. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Washington - Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) Janet Yellen mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat bagi bank sentral untuk secara bertahap memperketat kebijakan moneternya mengingat ketidakpastian seputar inflasi. "Pendekatan bertahap sangat tepat mengingat inflasi yang lemah dan tingkat suku bunga riil rendah yang netral," kata Yellen pada pertemuan tahunan Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis, Selasa, 26 September 2017.

Hal ini pula, kata Yellen, yang menyiratkan bahwa FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) hanya memiliki cakupan terbatas untuk memotong suku bunga dana federal jika ekonomi terpukul gunjangan merugikan. Pernyataan itu mengacu pada implikasi kebijakan di tengah ketidakpastian seputar inflasi dan tingkat suku bunga netral.

Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga, Analis Saham: Tak Perlu Panik

Yellen berpendapat bahwa pengetatan moneter yang lebih cepat dapat membahayakan ekspansi ekonomi, sementara bergerak terlalu lambat bisa berisiko terlalu panas, karena pasar kerja terus menguat. "Ini akan menjadi bijaksana mempertahankan kebijakan moneter berlanjut hingga inflasi kembali ke level dua persen," tuturnya.

Pada Juli lalu, indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti, indikator inflasi yang disukai oleh Fed, naik hanya 1,4 persen dari tahun ke tahun, di bawah target Fed dua persen dan juga lebih rendah dari 1,9 persen pada Januari. Indeks telah berjalan di bawah target dua persen selama bertahun-tahun.

Yellen menegaskan bahwa inflasi akan bergerak ke arah target bank sentral dua persen dalam beberapa tahun ke depan, karena the Fed terus secara bertahap memperketat kebijakan moneternya dan pasar kerja terus menguat. Namun, dia mencatat bahwa prospek tersebut tidak pasti karena ketidaktepatan inheren dalam perkiraan penggunaan tenaga kerja, ekspektasi inflasi dan faktor-faktor lainnya.

"Akibatnya, kita perlu memantau dengan hati-hati data yang masuk dan, sesuai kebutuhan, menyesuaikan atau menilai prospek dan sikap kebijakan moneter yang sesuai," kata bos The Fed, Janet Yellen.

ANTARA

Berita terkait

Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Tahun Depan Tetap Longgar, Apa Saja?

30 November 2023

Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Tahun Depan Tetap Longgar, Apa Saja?

Bank Indonesia tetap mempertahankan kebijakan makroprudensial longgar pada tahun 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan Bank Indonesia Prediksi The Fed Turunkan Bunga Acuan Semester II 2024

30 November 2023

Alasan Bank Indonesia Prediksi The Fed Turunkan Bunga Acuan Semester II 2024

Bank Indonesia memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed menurunkan suku bunga.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, Imbas The Fed Naikkan Suku Bunga

28 Juli 2023

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, Imbas The Fed Naikkan Suku Bunga

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan rupiah ditutup melemah 105 poin dalam penutupan pasar sore ini.

Baca Selengkapnya

Naikkan Suku Bunga 25 Basis Poin, The Fed Ingin Inflasi Kembali 2 Persen

27 Juli 2023

Naikkan Suku Bunga 25 Basis Poin, The Fed Ingin Inflasi Kembali 2 Persen

The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran 5,25-5,5 persen.

Baca Selengkapnya

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

5 Juni 2023

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Mei 2023 mencapai 4,00 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya

IHSG Awal Pekan Melemah, Ikuti Pelemahan Bursa Kawasan

27 Februari 2023

IHSG Awal Pekan Melemah, Ikuti Pelemahan Bursa Kawasan

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan, dibuka melemah mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Awal Pekan Ini, Ditutup Rp 14.971 per Dolar AS

30 Januari 2023

Rupiah Menguat Awal Pekan Ini, Ditutup Rp 14.971 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah dengan dolar AS kini berada di level Rp 14.971 atau menguat 14 poin pada penutupan perdagangan sore ini, Senin 30 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Imbas Kenaikan Suku Bunga Fed, Indeks Dolar Melemah Hari Ini

24 Januari 2023

Imbas Kenaikan Suku Bunga Fed, Indeks Dolar Melemah Hari Ini

Indeks dolar melemah hari ini, Selasa, 24 Januari 2023. Salah satu sebabnya adalah kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau The Fed.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Melonjak, Tertinggi dalam Sembilan Bulan Terakhir

14 Januari 2023

Harga Emas Melonjak, Tertinggi dalam Sembilan Bulan Terakhir

Harga emas menguat tajam mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir, didorong ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed.

Baca Selengkapnya