UMKM Lebih Butuh Ini Ketimbang Penurunan Suku Bunga Kredit

Selasa, 26 September 2017 11:33 WIB

Pengrajin merapikan intan yang telah selesai digosok di Pusat Informasi Pariwisata dan Penggosokan Intan (PIPPI) di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, 12 Mei 2016. Dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata dan UMKM di Kalimantan Selatan, Bank Indonesia bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten telah mendirikan PIPPI Martapura, di mana intan merupakan salah satu ikon di Kalimantan Selatan. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lebih membutuhkan kemudahan akses mendapatkan kredit dari perbankan ketimbang penurunan suku bunga kredit. “Bunga tidak terlalu seksi alias biasa saja. Karena yang dibutuhkan dalam amanah Undang-undang No.20 tahun 2008 yakni akses kemudahan memperoleh permodalan itu,” kata Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan dan Menengah Indonesia atau Akumindo, Ikhsan Ingratubun saat dihubungi Tempo, Senin, 25 September 2017.

Meski begitu, UMKM tetap menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya beberapa waktu lalu. Karena pada gilirannya bunga kredit turun menjadi tujuh persen.

Baca: Suku Bunga Acuan BI Turun, Rupiah Diprediksi Masih Sulit Menguat

Sebelumnya, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen. Suku bunga deposit turun 25 basis poin menjadi 3,5 persen. Sedangkan suku bunga fasilitas pinjaman turun 25 basis poin menjadi 5 persen. Keputusan tersebut efektif berlaku Senin kemarin.

Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Filianingsih Hendarta, mengatakan, penurunan suku bunga acuan akan diikuti penurunan suku bunga kredit. Fili berharap turunnya suku bunga acuan 7 Days Repo Rate dapat menjadi acuan perbankan menekan biaya riil penghimpunan dana (cost of fund). ”Kalau harga pokok dasarnya sudah rendah, cost of fund juga bisa lebih rendah,” kata dia di kantornya, akhir pekan lalu.

Menurut Fili, kemampuan bank menurunkan suku bunga kreditnya bergantung pada intermediasi perbankan. Bank yang efisien dalam mengelola harga dana, tenaga kerja, hingga cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) memiliki peluang lebih besar. ”Semoga bank-bank bisa segera menuntaskan konsolidasinya lebih efektif dan efisien dalam pembiayaan, sehingga suku bunga kredit bisa turun.

Lebih jauh, Ikshan menilai masih ada ketidaksesuaian kebijakan pemerintah dengan praktik di lapangan selama ini. Salah satunya terkait Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR Pasal 10 di bagian empat yang menyebutkan agunan KUR adalah usaha yang dibiayai pemerintah. Pasalnya, pelaku usaha masih tetap dimintai agunan oleh bank.

Menurut Ikhsan, hal ini disebabkan karena beberapa bank diharuskan untuk meraup untung. Sehingga para debitor akan tetap dimintai agunan oleh bank. “Ternyata perbankan juga ada unsur yang namanya undang-undang BUMN dan mereka harus mendapat profit. Sehingga mereka minta kami untuk memberikan agunan,” kata Ikhsan yang juga pemilik Restoran Raja Konro Daeng Naba ini.

Pendapat yang sama juga diutarakan pengusaha Sate Taichan T.Bob, Puspita Sari. Sari mengeluhkan akses menuju kredit usaha mikro yang masih saja dimintai agunan oleh bank.

“Kalau penurunan bunga menurut kita biasa saja, tidak seksi. Tapi bagi kami pengusaha mikro tolonglah kami dimudahkan untuk diberikan pinjaman tanpa agunan,” kata Sari saat dihubungi Tempo, Selasa 26 September 2017.

Sari tidak ambil pusing dengan suku bunga kredit tinggi apabila diperbolehkan meminjam tanpa agunan. Menurut dia, adanya agunan bagi UMKM mempersulit mereka yang baru ingin memulai usaha.

ALFAN HILMI

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

4 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya