TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil mengatakan reformasi menjadi kata kunci untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Selama ini Sofyan menilai ada paradigma yang salah dalam pembangunan di Indonesia. Ia mencontohkan dalam hal infrastruktur.
Menurut dia, ketika membangun pelabuhan aspek konektivitas tidak menjadi perhatian. "Ada pelabuhan tapi tidak ada listrik. Sekarang disadari banyak hal harus diperbaiki," kata Sofyan di Jakarta, Kamis, 26 November 2015.
Hal ini terjadi lantaran kurangnya peran Bappenas saat pembangunan berjalan. Mulai saat ini, kata Sofyan, Bappenas bakal berperan besar dalam perencanaan lembaga dan kementerian.
Sofyan Djalil menjelaskan, kinerja kabinet mesti diperbaiki. Langkah awalnya ialah dengan berpikir holistik dan memperhatikan sektor terkait. Dampaknya deviasi antara perencanaan dan pembangunan bisa diatasi. "Kalau bangun kawasan industri maka semua program harus dukung itu," ucapnya.
Agar semua lembaga dan kementerian bisa bekerja sama, lanjut Sofyan, Bappenas meminta Badan Pemeriksaan Keuangan mengawasi kinerja kabinet. "Kemandirian ekonomi harus jelas sasarannya. Kami mesti sepakat dulu dengan BPK agar pengawasannya jelas," ucapnya.
Sofyan berharap penilaian BPK tak hanya berupa laporan di atas kertas saja tapi juga memberikan penilaian dalam hal kinerja atau program yang telah terlaksana.
Agar bisa memberi penilaian, kementerian dan lembaga bersama BPK membuat indikator pengeluaran. Dengan adanya indikator, BPK bisa membuat penilaian kinerja. "Ini harus disepakati dulu," ucap Sofyan.
ADITYA BUDIMAN