TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengaku hampir tiap hari mengumpulkan satu grup yang berisi tujuh orang untuk memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan kinerja pemerintah, terutama terkait dengan serapan anggaran. Dalam pertemuan itu, Jokowi mengajak pengusaha mencairkan dolarnya di dalam negeri.
"Yang namanya pengusaha, perusahaan, takutnya dengan direksi perbankan. Tidak ditambah kreditnya kan takut," kata Jokowi sebelum membuka acara Indonesia Banking Expo, Rabu, 9 September 2015.
Jokowi menyampaikan permintaan kepada para direksi bank untuk mengajak para nasabahnya melaksanakan beberapa hal. Pertama, menggunakan rupiah saat bertransaksi di dalam negeri untuk membuat stabilisasi mata uang nasional. Jokowi juga ingin hasil ekspor dicairkan di dalam negeri, agar pencairan dolar menjadi rupiah dilakukan di Indonesia.
"Ini penting sekali, karena kita memerlukan dolar," ucap Jokowi. Presiden juga mengajak para nasabah tertib membayar pajak.
Berdasarkan saran Ketua Otoritas Jasa Keuangan, Jokowi ingin lembaga perbankan memberikan kemudahan bagi warga negara asing dalam pembukaan rekening valas di Indonesia dengan jumlah maksimal US$ 50 ribu hanya menggunakan paspor. Dengan kemudahan yang diberikan ini, Jokowi yakin aliran dolar bisa masuk ke Indonesia.
Meski nanti aliran uang yang masuk jumlahnya kecil, Jokowi tak mempermasalahkan, karena dana tersebut akan menjadi besar jika jumlahnya banyak. "Saya kira terobosan ini akan kita terus lakukan," tuturnya.
ALI HIDAYAT