TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan, Novi Riyanto, mengatakan sampai hari ini baru Bandar Udara Notohadinegoro, Jember, yang masih ditutup karena erupsi Gunung Raung, Senin kemarin. "Erupsi Raung pada Minggu malam tak terlalu besar,” kata Novi saat dihubungi, Selasa, 4 Agustus 2015.
Menurut Novi, sejak 4 Juli lalu, Kementerian Perhubungan rutin membuka-tutup bandara di Jawa Timur dan Bali karena aktivitas Raung yang meningkat. Buka-tutup bandara itu dilakukan dengan menerbitkan notice to airman.
“Kami update terus ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi serta Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika,” ujar Novi.
Gunung Raung dilaporkan kembali bergolak setelah aktivitasnya sempat menurun dalam tiga hari terakhir pada pekan lalu. Berdasarkan laporan hasil pengamatan secara seismik dan visual yang diterima Tempo, terjadi peningkatan tremor serta lontaran lava pijar dari kawah Gunung Raung.
Dari pengamatan secara visual pada Minggu malam, tampak letusan strombolian berupa lontaran lava pijar hingga ketinggian 100 meter dari puncak. Kendati demikian, status aktivitas Gunung Raung masih tetap di level siaga.
Menurut Novi, maskapai penerbangan mesti tetap memperbarui informasi penerbangan. Maskapai perlu memantau terus informasi, baik dari Pusat Vulkanologi, Badan Meterologi, maupun Kementerian Perhubungan yang mengeluarkan notice to airman (notam).
“Soal antisipasi apakah maskapai mau mengalihkan rute penerbangan atau lainnya, itu terserah maskapai,” ujar Novi.
KHAIRUL ANAM