TEMPO.CO, Medan - Keputusan PT Pertamina (Persero) menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax dari Rp 9.950 ke Rp 8.800 per liter disambut gembira masyarakat di Medan, Sumatera Utara.
Namun, kegembiraan tak bersambut dengan ketersediaan BBM tersebut. Sudiarti, warga Asam Kumbang, Medan Selayang, misalnya, sejak Kamis, 1 Januari 2015, kesulitan mendapatkan Pertamax di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Medan. Walhasil, tangki sepeda motornya diisi bensin jenis Premium. "Petugas pompa bensin selalu bilang Pertamax kosong," kata Sri, Sabtu, 3 Januari 2014.
Pengakuan senada disampaikan Dewanto, warga Jalan Beringin, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia. Ia yang membawa keluarganya berlibur dari Banda Aceh ke Medan mendapati banyak SPBU di sepanjang rute Kuala Simpang, Aceh Timur, sampai Medan tutup sehingga Dewanto kesulitan mengisi bahan bakar mobilnya. "Premium saja susah, apalagi Pertamax," kata Dewanto.
Semua SPBU di jalan lintas Sumatera di wilayah Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, serta Simalungun dan Pematang Siantar, tidak melayani penjualan Pertamax. Pertamax juga susah didapat di SPBU yang berada di tepi jalan lintas Sumatera ke arah Dumai dan Pekanbaru di wilayah Kabupaten Batubara.
Bahkan, banyak SPBU di Tanjungmorawa dan Kota Lubukpakam, ibu kota Deli Serdang; Sei Rampah, ibu kota Serdang Bedagai, serta Tebing Tinggi, memasang papan berisi pemberitahuan bahwa premium habis. "Premium habis, kalau Pertamax sudah kosong sejak empat hari lalu," kata Adissya, petugas SPBU di Kecamatan Rambutan, Tebing Tinggi.
ABDI PURMONO
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Geger, Menteri Jonan Damprat Direktur Air Asia
Korban Air Asia QZ8501 Ditemukan Duduk di Kursi
Pengalaman KSAU Menembus Awan Cumulonimbus
AirAsia QZ8501, 5 Fakta dan 5 Tanda Tanya