TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya katalis positif dari dalam maupun luar negeri membuat pelaku pasar memilih untuk merealisasikan keuntungan yang telah didapat.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2014, terkoreksi 42,728 poin (0,84 persen) ke level 5.071,202. Saham yang ditransaksikan mencapai 7,1 miliar lembar senilai Rp 5,9 triliun. Asing mencatat pembelian bersih Rp 529 miliar.
Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, mengatakan koreksi yang terjadi pada bursa regional membuat pelaku pasar mengurungkan niat untuk melanjutkan akumulasi. "Pasar memanfaatkan momentum koreksi ini dengan melakukan profit taking atas saham-sahamnya yang telah naik cukup tinggi setelah pemilu presiden."
Seperti diketahui, setelah pemilihan presiden, aksi beli investor di pasar saham sangat masif sehingga membuat harga beberapa saham melonjak. Ketika tidak ada sentimen positif lanjutan dari pilpres, maka pasar memilih untuk menjual sebagian sahamnya.
Tekanan ambil untung terutama terjadi pada saham-saham lapis dua, seperti infrastruktur, konstruksi dan properti, antara lain Perusahaan Gas Indonesia (PGAS), Semen Indonesia (SMGR), Lippo Karawaci (LPRK), Telkom Indonesia (TLKM), dan Ciputra Development (CTRA).
Adapun sektor perbankan dan barang konsumsi relatif terkena minor profit taking. Meski pemodal lokal banyak yang jualan, investor asing tampak masih giat membeli. “Asing tampaknya masih menanti rekapitulasi KPU tanggal 22 Juli mendatang sebelum mengambil posisi jual,” ujar Kiswoyo.
Bursa regional ditutup datar hingga pukul 16.45 WIB. Indeks Nikkei 225 melemah 0,06 persen ke 15.370, indeks Hang Seng susut tipis 0,01 persen ke 23.520, indeks Strait Times naik tipis 0,07 persen ke 3.306,89, dan bursa India naik 0,02 persen ke 25.555,88.
PDAT | M. AZHAR