TEMPO.CO, Jakarta - Tindakan sebagian pelaku pasar yang kembali melepas saham-saham sektor perbankan menghambat pergerakan bursa saham dalam negeri untuk melanjutkan penguatan. Pasalnya, antisipasi terhadap rilis data tenaga kerja baru Amerika Serikat (non farm payrolls) mendorong investor kembali melakukan aksi ambil untung (profit taking) pada sektor perbankan.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari ini hanya mampu menguat tipis 1,61 poin (0,03 persen) menuju level 4.937,18. Padahal, sejak perdagangan pagi hari, IHSG telah melesat cukup tajam hingga menyentuh level 4.970. Hal itu terjadi setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk memotong suku bunga acuan guna mengatasi ancaman deflasi.
Saham Bank BRI turun 75 poin menjadi Rp 10.075 per lembar saham, diikuti saham Bank Mandiri yang turun 125 poin ke level Rp 10.075 per lembar saham. Sedangkan saham Bank BNI juga susut 40 poin ke level Rp 4.830 per lembar saham.
Menurut analis dari OSO Securities, Mohammad Alfi Syahr, pelaku pasar cenderung mengambil posisi ambil untung menjelang rilis data non farm payroll AS nanti malam. "Pasalnya, data itu diprediksi akan kembali mengalami perbaikan sehingga membangun kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS (The Fed) semakin bulat untuk menaikkan suku bunga acuan tahun depan,"
katanya.
Sebelumnya, konsensus analis telah menyebutkan bahwa data non farm payrolls pada bulan Mei akan bertambah 214 ribu orang. Bila benar demikian, The Feddipastikan akan kembali melanjutkan program pengurangan stimulus bulanan sebesar US$ 10 miliar, dan mulai menindaklanjuti wacana penaikan suku bunga.
PDAT | MEGEL JEKSON