TEMPO.CO, New York - Indeks saham Dow Jones berhasil menguat 9,98 persen sepanjang tahun berhasil mencetak rekor tertingginya sejak tahun 2007.
Dalam sepekan indeks Dow Jones menguat 2,65 persen, dan sepanjang triwulan ketiga juga mencatat kenaikan 4,32 persen.
Akhir pekan lalu indeks Dow Jones ditutup turun 48,84 poin (0,36 persen) ke level 13.437,13. Indeks saham teknologi Nasdaq terkoreksi 20,37 poin (0,65 persen) menjadi 3.116,23, serta indeks S&P 500 juga susut 6,48 poin (0,45 persen) ke 1.440,67.
Dipenghujung bulan September, indeks mengalami koreksi tipis, namun sepanjang tahun ini mampu mencetak kenaikan hampir 10 persen.
“Kami akan hati – hati dalam beberapa bulan ke depan karena akan berlansung pemilihan umum serta berakhirnya periode fiskal, jadi saat ini adalah waktu yang tepat untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diperoleh, “ ujar Savita Subramanian, ahli strategis ekuitias dari Bank of America Merrill Lynch. “Tetapi kami juga punya target, hingga akhir tahun indeks S&P 500 bisa ke 1.600.”
Harga saham di bursa Amerika Serikat mengalami koreksi di penghujung bulan September setelah hasil dari stress test perbankan Spanyol menunjukkan kekurangan modal sekitar 60 miliar euro. Sementara modal kekurangan untuk menasionalisasi semua bank sekitar 40 miliar euro.
Sebelumnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Spanyol naik hingga di atas 6 persen sehingga bursa Eropa melemah pasa Spanyol mengumumkan rancangan anggaran 2013 yang akan fokus untuk melakukan penghematan daripada menaikkan pajak. Pemerintah juga kaan mengesahkan undang – undang reformasi perekonomian selama enam bulan ke depan.
“Sekarang kita memiliki kendaraan yakni stimulus lanjutan (QE3) untuk bisa keluar dari jalur, sehingga fokus investor akan tertuju pada data ekonomi,” kata Joe Bell, analis dari Schaeffer Investment Research. “Laporan keuangan emiten kini sudah didepan mata dan bisa kita lihat hasilnya dalam beberapa minggu ke depan,” dia menuturkan.
CNBC.COM / VIVA B. K