TEMPO.CO, New York - Saham di bursa New York kembali turun dan mengantar indeks S&P 500 mengalami kejatuhan terbesarnya dalam tiga bulan terakhir karena kekhawatiran bahwa langkah-langkah stimulus global tidak akan cukup untuk mendorong pertumbuhan. Harga minyak kembali turun dan dolar Amerika Serikat mencoba membalikkan dari kerugian sebelumnya.
Indeks S&p 500 dalam perdagangan semalam tergelincir 15,3 poin (1,05) persen menjadi 1.441,59. Saham berbalik arah turun setelah indeks berhasil mencapai level tertingginya sejak Desember 2007 di 1.463,24. Indeks saham utama Dow Jones industri merosot 101,37 poin (0,75 persen) ke 13.457,55, serta indeks saham teknologi Nasdaq juga terkoreksi 43,06 poin (1,36 persen) ke posisi 3.117,73.
Pelemahan ini juga terkait pernyataan dari Presiden The Federal Reserve(The Fed) negara bagian Philadelphia, Charles Plosser yang mengatakan bahwa rencana pembelian obligasi yang baru diumumkan bulan ini mungkin tidak akan meningkatkan pertumbuhan atau perekrutan tenaga kerja sehingga dapat membahayakan kredibilitas bank sentral.
Sebelumnya, di awal perdagangan saham berhasil menguat karena membaiknya data kepercayaan konsumen dan harga rumah mampu mengalahkan perkiraan para analis.
“Semuanya tidak akan dapat berjalan secepat seperti yang pasar inginkan,” kata Malcolm Polley, kepala investasi di Stewart Capital di Indiana, Pennsylvania. Tindakan The Fed belum dapat mengarah pada pertumbuhan yang lebih tinggi.”
Saham Caterpillar Inc jatuh 4 persen sehingga memimin kerugian saham komponen Dow Jones setelah perusahaan pembuat peralatan berat di dunia konstruksi dan peralatan pertambangan memangkas proyeksi pendapatannya untuk tahun 2015.
Staples Inc, yang merupakan rantai perlengkapan kantor terbesar juga turun 4,5 persen. Red Hat Inc juga susut 4,3 persen setelah penjual terbesar dari sistem operasi terbuka seperti Linux melaporkan laba yang diluar estimasi.
Saham di bursa Wall Street sebelumnya sempat menguat setelah indeks kepercayaan konsumen menguat menjadi 70,3 di bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya 61,3, yang berarti berhasil melampaui perkiraan para analis yang di survey Bloomberg.
Penelitian ekonomi menunjukkan bahwa pembelian aset tambahan tidak mungkin untuk mengurangi suku bunga jangka panjang dengna jumlah yang signifikan serta tidak akan mampu pertumbuhan tenaga kerja. “Ekonomi AS akan tumbuh dengan kecepatan moderat dan mungkin akan meningkat sekitar 3 persen pada tahun 2013 dan 2014,” tuturnya.
Baik S&P 500 dan Dow Jones diperdagangan semalam mendekati level tertingginya sejak Oktober 2007. Indeks Dow Jones butuh 5,3 persen lagi untuk menggapai level tertingginya di 14.164,53. Sedangkan S&P 500 perlu sekitar 8,6 persen mencapai rekornya 1.565,15.
BLOOMBERG / VIVA B. KUSNANDAR