Warga menunjukan mata uang rupiah yang baru di luncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 19 Desember 2016. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Bandung – Ratusan warga Bandung antre di depan pintu utama Pasar baru Bandung, Selasa, 20 Desember 2016. Mereka ingin menukarkan uang dengan uang emisi terbaru yang resmi diterbitkan Bank Indonesia, Senin, 19 Desember 2016.
Penukaran uang dilayani mobil layanan khas keliling Bank Indonesia. Bank Indonesia sekaligus mensosialisasi kepada masyarakat perihal uang emisi terbaru tersebut.
”Kita sediakan dua mobil keliling yang akan bergantian ke setiap daerah di Bandung, kita melayani penukaran di mobil ini sampai akhir taun ini. Itu target kita,” kata Mikael Budisatrio, Deputi Direktur sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah KPW Bank Indonesia.
Yuyu Rahayu, 59 tahun, warga Sarijadi, Bandung, mengaku telah menunggu mobil keliling itu sejak pukul 09.00. Yuyu rela antre karena penasaran dengan desain dan bahan yang digunakan untuk uang baru tersebut.
”Lumayan buat di bagi ke cucu dan buat koleksi sementara. Sekarang ini enggak bakal dibelanjain dulu, soalnya desainnya juga bagus kayak uang luar negeri” ujar Yuyu.
Mobil keliling ini untuk sementara hanya melayani penukaran uang kertas dengan jumlah Rp 200 ribu. Alasannya, uang yang tersedia masih terbatas.
Adapun untuk Natal tahun ini, Bank Indonesia menyiapkan uang baru sebanyak Rp 3,6 triliun untuk wilayah Bandung Raya atau meningkat 22,2 persen dari jumlah tahun sebelumnya. Meskipun ada uang baru, uang lama masih akan tetap berlaku hingga waktu yang akan ditetapkan.
”Kita sudah menyiapkan juga uang untuk Natal serta tahun baru karena biasanya di akhir tahun banyak perusahaan dan proyek pemerintah yang harus segera direalisasi guna tutup buku, sehingga akhir tahun banyak membutuhkan uang tunai” ujar Mikael.
Uang baru yang dikeluarkan Bank Indonesia ini memiliki desain yang sulit dipalsukan, dengan bahan berkualitas seperti uang sebelumnya. “Tahun ini juga perubahan uang dilakukan serentak pada semua pecahan, tidak seperti sebelumnya, yang hanya dilakukan pada pecahan tertentu saja,” ujar Mikael.