Investasi di Kawasan Industri Baru Masih Sepi  

Reporter

Rabu, 7 Desember 2016 23:02 WIB

Jembatan penghubung antara kawasan industri Lippo Cikarang, Ejip dan kawasan MM 2100, di Bekasi, Jawa Barat, (16/07) dibangun untuk membuka akses angkut hasil produksi sekitar 1500 perusahaan di tiga kawasan itu. Foto:TEMPO/Hamluddin

TEMPO.CO, Jakarta - PT Surya Semesta Internusa Tbk memperkirakan kawasan industri di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masih sepi investasi baru hingga 2017.

Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk Johannes Suriadjaja mengatakan faktor ketidakpastian perkembangan ekonomi global membuat investasi baru di area Jabodetabek seret.

Dia memaparkan, area lahan industri terjual (marketing sales) di Kota Industri Suryacipta sepanjang 2016 hanya seluas 10 hektare kepada tiga perusahaan.

Luas lahan terjual tersebut jauh di bawah marketing sales ideal seluas minimal 40 hektare per tahun, dan hanya sekitar 10 persen dari titik penjualan puncak pada 2013 yang mencapai 100 hektare.

Johannes berharap realisasi investasi baru tumbuh semakin cepat pada 2017 dan membuat kinerja pra-penjualan di Suryacipta membaik.

Namun, dia memperkirakan, pertumbuhan pra-penjualan tahun depan belum bisa mencapai titik ideal karena belum ada perubahan pada kondisi ekonomi global. Ekonomi Cina diperkirakan masih melambat, sedangkan ekonomi di Amerika Serikat dirundung ketidakpastian setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden.

“Mudah-mudahan tahun depan kita bisa tambah 20 hektare, tumbuh tapi low-based. Idealnya itu naik 40-60 hektare per tahun, tapi masih belum tercapai. Belum bisa ideal,” kata Johannes di sela acara peresmian Suryacipta Centre of Information, Rabu, 7 Desember 2016.

Johannes menjelaskan, sinyal positif terhadap perkembangan pemanfaatan kawasan industri tahun depan muncul dari minat investor yang masih stabil.

Pengelola Suryacipta, misalnya, kedatangan calon investor dari perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor industri otomotif, farmasi, dan bahan bangunan.

Surya Internusa juga memperlebar usaha melalui pengembangan kawasan industri di area Subang untuk mengantisipasi perkembangan setelah pelabuhan di Patimban terealisasi.

“Kami melihat lahan itu cukup strategis. Kami juga melihat upah minimum di sini juga cukup tinggi. Makanya banyak yang pindah ke Jawa Tengah. Namun kami tetap konsentrasi pada industri yang tidak terlalu padat karya,” kata Johannes.

BISNIS.COM


Berita terkait

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

2 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

2 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

4 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

4 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

5 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

5 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya