Presiden Jokowi memberikan sambutan saat Munas Realestat Indonesia (REI) ke-XV di Jakarta, 29 November 2016. TEMPO/Bambang Harymurti
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menetapkan target investasi 2017 adalah Rp 670 triliun. Jokowi menjelaskan, target yang jelas diperlukan agar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong bisa mencari dan mengupayakan segala cara untuk mencapai target itu.
"Target investasi yang masuk harus betul-betul dikejar dengan cara apa pun. Kalau ada target, dengan jurus apa pun, dikejar," ujar Jokowi dalam Sarasehan 100 Ekonom yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 6 Desember 2016.
Menurut Jokowi, target jangan dicapai dengan sembarang investasi. Ia mengatakan investasi untuk substitusi barang-barang impor serta megaproyek infrastruktur harus jadi konsentrasi utama.
Investasi yang baik, kata Jokowi, akan memicu pertumbuhan ekonomi yang baik ke depannya. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini bagus, di atas 5 persen, penarikan investasi besar-besaran tetap diperlukan untuk mengantisipasi efek perekonomian global yang masih sulit diprediksi.
"Perubahan kebijakan yang kita lakukan saya yakin akan membawa investasi masuk, baik yang berkaitan dengan petrochemical, baja, migas, dan pembangkit listrik," ujar Jokowi. Dia menambahkan, proyek pembangkit listrik 2017 sudah banyak yang financial closing sehingga arus uang masuk akan semakin kelihatan di semester pertama 2017.
Terakhir, Jokowi menyampaikan bahwa tawaran investasi di bidang pariwisata juga bisa menjadi jalan untuk mencapai target nilai investasi tahun depan. Meski nilainya diprediksi tidak akan besar, tetap dianggap penting.
"Tinggal membangun produk-produk supporting yang diperlukan dan hal yang berkaitan dengan membangun positioning-nya, diferensiasinya, kemasannya, kemudian promosinya," ujar Jokowi.