Ojek "online" Bantu Turunkan Pengangguran

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 9 November 2016 23:03 WIB

Ilustrasi ojek online GrabBike. REUTERS/Garry Lotulung

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan kehadiran ojek "online" dapat membantu menurunkan angka pengangguran di beberapa daerah.

"Naiknya jumlah angkutan ojek motor dan angkutan bermotor lainnya ikut mempengaruhi turunnya angka pengangguran di beberapa daerah," kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu, 9 November 2016.

BPS mencatat data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 yang mencapai 5,02 persen. Dalam data tersebut disebutkan, pada Agustus 2016, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai angka 7,03 juta orang. Periode saat ini jauh lebih baik dibandingkan periode sebelumnya, karena terjadi penurunan hingga 530.000 orang.

Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Titik Handayani yang juga pakar ketenagakerjaan mengatakan perekonomian domestik dikontribusi oleh sektor-sektor padat modal seperti keuangan dan komunikasi.

Dia tak heran jika elastisitas kesempatan kerja sekarang ini menurun, namun pertumbuhan ekonomi mampu menyerap tenaga kerja. Di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat akibat berbagai faktor, ekonomi berbasis digital memberikan kontribusi bagi penurunan jumlah pengangguran, terutama di kota-kota besar.

Menurutnya, ekonomi berbasis IT mampu berkolaborasi dengan pengusaha UKM, yang mampu menciptakan kesempatan kerja dan akhirnya menekan jumlah pengangguran.

"Misalnya adanya Go-Jek, Go-Food, dan lainnya. Banyak sekali mata rantai seperti industri makanan rumahan yang sebelumnya tidak dikenal, namun setelah berkolaborasi dengan Go-Food pasarnya menjadi lebih luas," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan kolaborasi ini menciptakan multiplier effect yang sangat besar karena dapat memicu timbulnya industri dan kegiatan ekonomi lainnya.

Titik mencontohkan layanan Go-Clean jasa kebersihan rumah yang dapat menekan penggunaan asisten rumah tangga, sehingga menjadi lebih efisien. Menurut peneliti LIPI ini, perluasan akses dan pemanfaatan aplikasi digital diyakini dapat semakin memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ekonomi Indonesia dalam bentuk tumbuhnya industri kreatif.

Di sisi lain, pemerintah telah menargetkan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Terkait dengan target tersebut, pemerintah kini tengah menggalakkan gerakan seribu start up di berbagai daerah.

Berdasarkan catatan, di antara perusahaan teknologi berbasis IT, Go-Jek yang paling memiliki jangkauan terluas dengan melayani 15 kota besar, dan saat ini memiliki lebih dari 250,000 ribu mitra dan lebih dari 35,000 merchant Go-Food yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Ada pun aplikasi perusahaan tersebut telah di-download oleh lebih dari 25 juta.

"Dengan adanya ekonomi kreatif berbasis IT, maka konsumsi masyarakat meningkat karena adanya akses, kemudahan dan cenderung lebih efisien. Jika konsumsi meningkat maka otomatis akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain meningkatnya demand terhadap produk akan menyebabkan industri memerlukan tambahan tenaga kerja, yang pada akhirnya berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja," tambah Titik.

ANTARA

Berita terkait

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

39 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

58 hari lalu

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

1 Februari 2024

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

29 Januari 2024

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

24 Januari 2024

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

20 Januari 2024

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.

Baca Selengkapnya