Bank Indonesia Beri Penghargaan Pesantren Sunan Pandanaran

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 24 Mei 2016 21:41 WIB

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (tengah) bersama Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X (kiri) didampingi ketua PP GP Ansor Nusron Wahid (kanan) dalam acara pembukaan konggres GP Ansor ke-15 di Pondok Pesantren Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, 26 November 2015. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pondok Pesantren Sunan Pandanaran di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi satu-satunya pondok pesantren di daerah ini yang mendapat penghargaan dari Bank Indonesia karena menerapkan transaksi uang elektronik di lingkungan ponpes.

Asisten Manajer Unit Akses Keuangan dan UMKM Perwakilan Bank Indonesia DIY, Serrlylita Dwi Laraswanti, mengatakan transaksi uang elektronik di Ponpes itu berlangsung sejak tahun 2015. BI melihat ponpes itu punya usaha bisnis yang berkembang, di antaranya warung telekomunikasi, jasa laundry, dan mini market. Ponpes itu punya jumlah santri yang besar, yakni 3.500 orang.

Lembaga pendidikan Agama Islam itu memiliki Baitul Maal Wat Tamwil atau Balai Usaha Mandiri Terpadu yang mengelola keuangan inklusif dan mendukung gerakan uang elektronik. “Mereka menggunakan uang elektronik karena lebih aman dan praktis,” kata Serrlylita di sela rapat koordinasi daerah Tim Pengendali Inflasi Daerah DIY di kantor perwakilan Bank Indonesia, Selasa, 24 Mei 2016.

Bank Indonesia mengganjar penghargaan berupa alat pengolah limbah atau biodigester senilai hamper Rp 100 juta untuk Ponpes Sunan Pandanaran. Dengan alat itu, BI berharap santri dalam jmlah besar di ponpes itu bisa menghemat biaya untuk mengolah makanan.

Dia mengatakan tahun 2015, Bank Indonesia mendatangi dua ponpes atas rekomendasi Kementerian Agama. Dua ponpes itu punya bisnis yang berkembang di lingkungan ponpes dan memiliki jumlah santri yang besar. Satu di antaranya Ponpes Sunan Pandanaran.

Sedangkan, satu ponpes lainnya memutuskan untuk tidak menggunakan uang elektronik dengan alasan punya aturan atau system sendiri di lingkungan ponpes. Tahun ini, BI berencana menemui sejumlah ponpes untuk mengkampanyekan penggunaan uang elektronik.

Pengelola BMT Ponpes Sunan Pandanaran, Hasan, mengatakan penggunaan uang elektronik di lingkungan ponpes lebih praktis dan aman. “Santi sudah gunakan uang elektronik sejak beberapa bulan terakhir,” kata Hasan ketika dihubungi.

Bank Indonesia mengkampanyekan penggunaan uang elektronik untuk mendorong masyarakat menerapkan transaksi keuangan yang mudah, aman, dan efisien sejak tahun 2014. Proyek percontohan kampanye pertama kali adalah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hingga saat ini bank yang sudah menerbitkan kartu uang elektronik di antaranya Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan CIMB Niaga.

Uang elektronik yang dikampanyekan itu mirip dengan kartu debit anjungan tunai mandiri. Bedanya, uang elektronik ini tidak dilengkapi dengan personal identification number (PIN). Karena tidak ada PIN, jika kartu elektronik hilang, pemegang kartu akan kehilangan uang yang tersimpan di dalamnya.Nilai uang yang disimpan di dalam kartu ini maksimal Rp 1 juta.

Pemegang kartu bisa menggunakannya untuk bertransaksi, misalnya, di toko-toko yang menjadi mitra bank yang mengeluarkan kartu itu. Cara mengakses kartu ini dan kartu debit sama.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

16 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

2 hari lalu

Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengklaim informasi transaksi keuangan merupakan data pribadi yang bersifat rahasia.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya