Mau Ekspor Ke Timur Tengah, Kadin Minta Jaminan Halal MUI

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 3 Maret 2016 15:03 WIB

Ilustrasi produk halal. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) mendorong Kementerian Agama untuk membuat payung hukum untuk mendukung eksportir lokal memiliki daya saing yang tinggi di pasar Timur Tengah.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Komite Timur Tengah dan Organisasi Konferensi Islam (OIC) Mohamad Bawazier mengatakan dalam regulasi Undang Undang No. 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH), belum mengakomodir perlindungan bagi eksportir yang ingin melakukan ekspor ke Timur Tengah. Sehingga, ketiadaan ini membuat produk eksportir lokal menjadi kalah saing dengan kompetitor.


Menurutnya, ada dampak psikologis yang dapat ditimbulkan dari penerbitan regulasi bahwa produk Indonesia dijamin kehalalannya oleh Pemerintah Indonesia. "Kita butuh payung hukum berupa peraturan pemerintah (PP) sebagai turunan dari UU JPH untuk memberikan jaminan perlindungan bagi eksportir dan calon konsumen.

Sebab, beberapa eksportir kita kalah saing dengan kompetitor dari negara lain. Meski mereka sudah mengantongi izin label halal dari MUI," ujar Bawazeer kepada Bisnis, Rabu (2 Maret 2016). Dia mengatakan, aspek pendukung lain di luar pemerintah seperti fatwa halal dan sertifikat yang diterbitkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah berperan cukup baik dalam memberikan kepercayaan calon pembeli dari negara tujuan.


Saat ini, fatwa halal MUI telah diakui oleh Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture (ICCIA). Namun demikian, apabila peran pemerintah untuk menjamin perlindungan untuk calon pembeli belum ada, maka hal itu tidak akan cukup membantu.


"Peran MUI sudah bagus, tinggal dukungan resmi dari pemerintah saja dengan menurunkan regulasi yang menjamin kehalalannya." Bawazeer melanjutkan, minimnya dukungan dari pemerintah akhirnya berdampak pada sebagian pengalihan negara tujuan oleh eksportir yang awalnya bisa direct ke Timur Tengah malah melalui Malaysia.

Ini terjadi karena lebih mudahnya proses regulasi yang diterapkan oleh Pemerintah Malaysia dan eksportir mendapat jaminan. "Sebagian berpikir lebih baik produknya segera terjual, meski mereka tahu negara tujuan yang akan disasar oleh Malaysia adalah Timur Tengah. Sebenarnya lebih baik menempuh jalur langsung karena efek ke perekonomian akan lebih terasa."

Berdasarkan catatan Kadin, ada beberapa komoditas ekspor utama yang diimpor oleh negara-negara di Timur Tengah dari Indonesia. Seperti, minyak nabati, makanan olahan, olahan kertas, suku cadang kendaraan, peralatan elektronik, karet, mebel, dan pakaian. Beberapa komoditas tersebut membutuhkan sertifikasi MUI untuk menjamin kehalalannya.

Adapun secara nilai ekspor, dilihat dari tren sepanjang tahun 2010-2015 rata-rata kenaikan mencapai 5,27%. Pertumbuhan terendah terjadi pada tahun lalu, dimana penurunannya menembus angka 16,16% dengan nilai ekspor US$5,03 miliar.

Data ini merupakan gabungan dari negara Arab Saudi, Bahrain, Irak, Iran, Kuwait, Lebanon, Oman, Syria, Uni Emirat Arab, Yaman, dan Yordania.
Prospek turun.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Lisman Sumardjani mengatakan prospek ekspor mebel ke Timur Tengah pada tahun ini akan turun.

Menurut dia, hal ini disebabkan karena faktor internal yang saat ini masih bergemuruh di sejumlah negara di kawasan tersebut, seperti kondisi politik yang belum stabil dan perang masih berkecambuk. Dimana, akan membuat terganggunya jumlah permintaan.

"Ekspor mebel sangat berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Saya lihat tahun ini permintaan mebel di Timur Tengah akan menurun, lebih dikarenakan kondisi internalnya." Saat ini, lanjut dia, mayoritas negara yang menjadi sasaran ekspor mebel adalah Amerika Serikat, Cina, dan Uni Eropa. Kawasan tersebut dinilai menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia sehingga jumlah permintaan bisa dipastikan meningkat.


BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

2 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

3 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

4 hari lalu

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

Banjir menyebabkan jalan nasional di Sumatera Barat terputus. Kadin khawatir akan terjadi ancaman pada pasokan komoditas.

Baca Selengkapnya

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

10 hari lalu

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

Kadin Indonesia fasilitasi penyelesaian sengketa bisnis lewat lembaga mediasi baru. Layanan ini gratis bagi UMKM.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

11 hari lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

11 hari lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

15 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

16 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

17 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

18 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya