Jawab Tantangan Global, BI Percepat Transformasi

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 24 November 2015 23:57 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo memberikan sambutan dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia di Jakarta, 24 November 2015. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan untuk menjawab tantangan ekonomi global, Bank Indonesia membutuhkan percepatan transformasi. Agus menyebutkan ada dua cara yang bisa digunakan untuk mempercepat proses transformasi.

Pertama, kata dia, adalah peningkatan produktivitas. Produktivitas penting ditingkatkan mengingat pada 2016 sudah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Sementara kita lihat negara pesaing kita, kita masih tertinggal," kata dia di acara tahunan Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 24 November 2015.

Kedua, meningkatkan partisipasi masyarakat. Agus mengatakan merangkul semua elemen masyarakat sangat penting dalam mengolah dana yang ada. Hal ini, kata Agus, terkait dengan adanya kesenjangan ekonomi dengan asing. "Mobilisasi penting agar tidak diisi oleh asing."

Untuk ke depan, kata Agus, tantangan yang dihadapi masih ada. Pertumbuhan Cina yang kemungkinan masih melambat serta The Fed yang belum pasti menyebabkan adanya risiko arus modal keluar.

"Di tengah tantangan yang begitu berat, semua pihak butuh daya tahan perekonomian," kata Agus. Ia menghimbau agar negara terus mendukung pertumbuhan dengan perbaikan di sektor riil dan keuangan.

Agus menjelaskan, sektor keuangan perlu memperluas strategi pembiayaan jangka panjang. Menurutnya, penerbitan obligasi korporasi dan saham perlu didorong. Sebab, kata dia, pembentukan harganya lebih efisien. "Bank dampaknya jangka pendek dan tidak efisien."

Selain itu, kata Agus, investor domestik, dana pensiun, dan asuransi, juga harus didorong masuk ke instrumen obligasi, untuk memperluas instrumen jangka pendek maupun jangka panjang. "Ini tantangan kita untuk merestrukturisasi perekonomian, dibanding kita terus mempertahankan ekspor berbasis sumber daya alam yang rentan terhadap fluktuasi harga."

Agus melanjutkan, saat ini di sektor riil terjadi proses industrialisasi. Pangsa industri manufaktur menurun dari 29 persen menjadi 23 persen. Padahal, kata dia, itu sangat penting karena efektif menyerap tenaga kerja. "Karena disitu ada hilirisasi sehingga sangat berperan dalam perekonomian."

Namun, industri hilir saat ini masih mengimpor bahan baku sehingga masih rentan terhadap depresiasi mata uang. Agus menyebutkan, untuk bahan baku industri sebesar 60 persen bahan baku masih impor.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

1 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

15 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya