Buruh tani mengumpulkan karung gabah basah panen yang akan dibawa menyeberangi Sungai Citarik dari Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, 3 Maret 2015. Harga beras naik sampai 30 persen, dimana pemerintah tidak akan impor karena panen raya akan segera tiba. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat meminta pemerintah pusat melakukan sosialisasi mengenai asuransi pertanian sejalan dengan rencana kucuran anggaran sebesar Rp 150 miliar.
Ketua Harian HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan sosialisas harus dilakukan mengingat para petani belum mengetahui adanya program tersebut.
Pemerintah bisa menggandeng asosiasi petani untuk melakukan sosialisasi agar tepat sasaran.
"Kalau sosialisasi tidak dilakukan masif dikhawatirkan kucuran anggaran dari pemerintah tidak akan terserap seluruhnya," ujarnya kepada Bisnis.com, Sabtu, 10 Oktober 2015.
Dia memandang dengan digulirkannya asuransi pertanian, risiko pertanian seperti gagal panen yang disebabkan oleh cuaca atau alam seperti musim kekeringan yang terjadi saat ini, dapat dilakukan mitigasi dan petani dapat terproteksi.
Dia menjelaskan, adanya asuransi pertanian diyakini bakal diakses petani dengan pertimbangan karena jika gagal panen akibat sebab-sebab tertentu yang termasuk masuk dalam tanggungan produk asuransi, maka mereka tidak merugi terlalu besar.
Setelah sosialiasi dan pelaksanaan kucuran dari asuransi pertanian dilakukan, selanjutnya pemerintah harus mengevaluasi menyeluruh, sehingga asuransi itu dapat diterapkan ke produk tani lainnya.
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
14 hari lalu
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.