Ekspor Madu, Indonesia Kalah Bersaing dengan Malaysia

Reporter

Jumat, 2 Oktober 2015 19:09 WIB

Seorang peternak membuka sarang lebah Trigona SP di Peternakan Lebah Madu, Maribaya, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. 18 September 2014. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Perkumpulan Perlebahan Jawa Tengah, Henki Febrianto mengatakan pasar madu dunia menjanjikan potensi ekspor non-migas yang menggiurkan. "Di Eropa, 45 gram madu murni kualitas nomer satu, bisa berharga Rp 800 ribu," kata Henki seusai Kongres Pertama Masyarakat Perlebahan Indonesia (MPI) di Graha Sabha Pramana, UGM pada Jumat, 2 Oktober 2015.

Padahal, sejumlah negara di Asia Tenggara saat ini sudah mampu merebut potensi pasar madu itu. Peternak lebah asal Semarang ini mencatat Malaysia dan Vietnam kini menjadi penyuplai madu di sebagian negara Eropa.

Sebaliknya, pasar di Indonesia, malah didominasi madu impor berkualitas rendah. Dia mencontohkan madu impor asal Thailand, yang membanjiri pasar Indonesia, diproduksi dari pembiakan lebah dengan suplai makanan dari pohon kelengkeng yang berbunga dengan bantuan pupuk kimia berdosis besar.

“Pupuk kimia menyebabkan madu mengandung potasium. Konsumen tak paham dan pemerintah tidak punya standard kualitas madu impor seperti di Eropa," kata Henki.

Henki memperkirakan peternak lebah di Jawa Tengah masih ada sekitar 600-an peternak aktif. Jumlah peternak di daerah Jawa Timur dan Jawa Barat malah jauh lebih banyak. “Perlu ada master plan, madu harus dianggap komoditas ekspor strategis," kata dia.

Persoalan utama bagi para peternak lebah, menurut Henki, ialah minimnya penguasaan teknik pembiakan dan teknologi produksi madu berkualitas. Akibatnya, mutu dan jumlah produksi madu nasional terus menurun.

Hambatan lain, menurut Henki, vegetasi pemilik bunga untuk makanan lebah, semakin langka. Sementara di hutan, tanaman yang memenuhi kebutuhan lebah jarang tumbuh. Pohon karet, misalnya, menyediakan makanan bagi lebah, tapi menyebabkan hewan ini mati tanpa bisa berbiak. Situasi ini mempersulit peternak dalam mencari lahan pembiakan.

Pohon primadona untuk pembiakan lebah sebenarnya Kapuk Randu. Bunga pohon ini, kata Henki, kaya makanan pembantu lebah agar bisa memproduksi madu berkualitas sekaligus berkembang biak dengan baik. "Tapi, Kapuk Randu makin langka, banyak ditebang diganti pohon lain karena harga hasil produksi kayu dan kapuknya murah," kata Henki.

Henki mengusulkan kondisi tersebut diatasi dengan pembiakan massal Kapuk Randu Merah. Selain menyediakan makanan favorit lebah madu, pohon ini menghasilkan kapuk berharga mahal karena berguna untuk bahan benang di industri tekstil. Sayangnya, bibit tanaman ini ada di Cina dan pembiakannya secara massal di Indonesia perlu sokongan pemerintah.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

4 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

5 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

6 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

6 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

7 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

7 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

7 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

8 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

11 hari lalu

Eks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri

Eks ajudan Syahrul Yasin Limpo mengetahui adanya permintaan uang sebesar Rp 50 miliar dari mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Usut TPPU Syahrul Yasin Limpo, KPK Panggil Kepala Biro Umum Setjen Kementan

28 hari lalu

Usut TPPU Syahrul Yasin Limpo, KPK Panggil Kepala Biro Umum Setjen Kementan

KPK memanggil Kabiro Umum Setjen Kementan sebagai saksi dalam penyidikan TPPU Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya