Pengamat: Pemerintah Perlu Buat Badan Pengelola Tapera  

Reporter

Jumat, 25 September 2015 13:53 WIB

ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat properti menilai pemerintah perlu membuat badan otonom atau mandiri yang mengelola tabungan perumahan rakyat (Tapera) agar mekanisme penyalurannya dapat berjalan kondusif.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Muhidin Mohamad Said mengatakan rancangan undang-undang (RUU) Tapera akan segera disahkan tahun ini menjadi UU Tapera. Nantinya, nasabah merupakan pekerja informal dengan penghasilan tidak tetap.

Direktur Ekskutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menuturkan, konsep Tapera sangat bagus untuk meningkatkan daya beli masyararakat, karena sifat peruntukanya yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

Selama ini, dalam menggairahkan pasar di segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pemerintah hanya mengandalkan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang jumlahnya sangat terbatas karena bergantung dari APBN. Sedangkan skema pembiayaan lainnya, yakni subsidi selisih bunga (SSB) merupakan dana yang langsung habis terpakai.

Mengingat nantinya dana tabungan yang terkumpul berpotensi mencapai puluhan triliun, Ali berpendapat, sebelum RUU secarah sah menjadi UU Tapera, pemerintah dan lembaga legislatif perlu merancang adanya badan pengelola Tapera.

“Karena menyangkut uang dalam jumlah besar, jangan sampai ini menjadikan konflik kepentingan atau dana bancakan,” ujarnya kepada Bisnis.com.

Selain itu, mekanisme penyaluran dana Tapera perlu diperjelas, apakah hanya berfungsi untuk meningkatkan daya beli konsumen MBR, atau juga bisa digunakan pengembang guna mendorong pengembangan rumah murah.

Dari segi penyediaan hunian, pemerintah juga harus segera sadar bahwa pembangunan public housing memerlukan intervensi dan proteksi negara, terutama dalam mengendalikan harga tanah.

Menurut Ali, bila aspek nilai tanah diserahkan pada mekanisme pasar, penerapan konsep public housing menemui jalan buntu, karena harga akan terus meningkat mengikuti hukum ekonomi.

Pada akhirnya, dengan harga yang semakin melambung, daya beli MBR untuk memiliki rumah semakin tergerus. Beban pemerintah untuk menyuplai subsidi juga semakin berat dan tentunya akan membebani APBN.

Berlakunya Tapera memang akan memberikan efek positif dalam hal pembiayaan perumahan dan mendongkrak daya beli. Namun, Ali menekankan masalah ketersediaan lahan merupakan elemen yang paling krusial dalam mengatasi defisit hunian (backlog).

Oleh karena itu, pemerintah harus segera menyiapkan skema bank tanah yang berasal dari aset lahan milik negara. Sebetulnya, konsep bank tanah sudah ada sejak periode Orde Baru melalui kawasan siap bangun (kasiba) dan lingkungan siap bangun (lisiba). Menurutnya, hal inilah yang perlu kembali dimunculkan dan diterapkan.

BISNIS.COM

Berita terkait

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

55 hari lalu

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

Alex Villas Group memprediksi bisnis properti di Bali akan menguat pada 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

58 hari lalu

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

Kepada Tempo, CEO Rumah123, Wasudewan menyebutkan dalam tiga tahun terakhir, tren pencarian properti tak banyak berubah. Simak wawancara lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

19 Februari 2024

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

Bank Indonesia mencatat adanya kenaikan harga properti jenis hunian di pasar primer pada kuartal IV 2023. KPR jadi sumber pendanaan pembelian.

Baca Selengkapnya

Investasi Properti: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

30 Oktober 2023

Investasi Properti: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

Investasi properti kini semakin dilirik karena nilainya yang terus naik. Namun, sebelum berinvestasi wajib mengetahui jenis dan keuntungannya.

Baca Selengkapnya

5 Cara Investasi Properti yang Mudah untuk Pemula

25 Oktober 2023

5 Cara Investasi Properti yang Mudah untuk Pemula

Penting bagi pemula memahami cara investasi properti dengan strategi cerdas agar tidak merugi dan mendapat untung. Mari simak tipsnya.

Baca Selengkapnya

Pengertian dan Peran PPJB dalam Transaksi Jual Beli Properti

12 September 2023

Pengertian dan Peran PPJB dalam Transaksi Jual Beli Properti

PPJB adalah dokumen penting dalam transaksi properti di Indonesia. Apa itu PPJB beserta peran dan contohnya? Simak penjelasannya ini.

Baca Selengkapnya

Lika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand

23 Agustus 2023

Lika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand

Srettha Thavisin, pimpinan salah satu pengembang real estate terbesar di Thailand, terpilih sebagai perdana menteri pada Selasa, 22 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya

Profil Aguan Sugianto yang Gelontorkan Puluhan Miliar untuk Aloha PIK 2

10 Agustus 2023

Profil Aguan Sugianto yang Gelontorkan Puluhan Miliar untuk Aloha PIK 2

Pebisnis Aguan Sugianto telah menggelontorkan investasi puluhan miliar rupiah untuk pembangunan Aloha PIK 2. Siapakah sosok Aguan ini?

Baca Selengkapnya

MRT Jakarta Tangkap Peluang Bisnis Properti di Kawasan TOD

1 Juni 2023

MRT Jakarta Tangkap Peluang Bisnis Properti di Kawasan TOD

MRT Jakarta belajar dari pengembangan bisnis kereta bawah tanah yang dikelola LTA Singapura dan MTR Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi, Agung Podomoro Pede Penjualan Tumbuh Positif: Konsumen Berbondong-bondong

20 Februari 2023

Ancaman Resesi, Agung Podomoro Pede Penjualan Tumbuh Positif: Konsumen Berbondong-bondong

Direktur Pemasaran Agung Podomoro, Agung Wirajaya, yakin sektor properti masih akan tumbuh positif meskipun ada ancaman resesi global yang mengintai.

Baca Selengkapnya