TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia segera meningkatkan penyerapan devisa. Caranya, meningkatkan ekspor dan membatasi impor.
"Sekarang fokusnya bagaimana menjaga devisa tetap cukup," kata Kalla di kantornya, Selasa, 22 September 2015. "Menjaga ekspor kita tetap terjaga dan impor dibatasi untuk hal-hal yang penting saja."
Kalla mengatakan cadangan devisa kian turun lantaran digunakan untuk kebutuhan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. "Menjaga devisa ini jangan dipakai untuk luxuries atau sebagainya," ujar dia.
Dia juga meminta Kemetenterian Keuangan dan Bank Indonesia menjaga ekspor lebih lama demi penyerapan devisa meningkat ke Indonesia.
"Tentu kita belajar di banyak negara, seperti Singapura, Thailand, Filipina, dan semua negara, mengenai cara menjaga eskpor lebih lama agar devisa meningkat. Kita tetap membutuhkan suatu sistem baik sehingga ekonomi berjalan lancar."
Baca: Berita Bisnis Terbaru
BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2015 sebesar US$ 105,3 miliar atau lebih rendah dibanding posisi pada akhir Juli 2015 sebesar US$ 107,6 miliar.
Penurunan tersebut disebabkan oleh peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental yang dilakukan otoritas moneter Indonesia.
REZA ADITYA
Berita terkait
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
5 jam lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
16 jam lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
17 jam lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
1 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
2 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaEkonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
3 hari lalu
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Baca SelengkapnyaZulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi
4 hari lalu
Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.
Baca SelengkapnyaSehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan
4 hari lalu
BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
4 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca Selengkapnya