Rupiah Loyo, Kasihan Petani Bengkulu, Harga Sawit Cuma Rp 300 per Kg

Reporter

Sabtu, 29 Agustus 2015 04:44 WIB

ANTARA/Saptono

TEMPO.CO, Bengkulu - Pelemahan mata uang rupiah atas dolar Amerika Serikat, ternyata tidak membawa keuntungan bagi petani komoditi ekspor seperti sawit di Bengkulu. Mata uang rupiah yang melemah hingga Rp 14 ribu per dolar Amerika Serikat menyebabkan harga sawit di petani anjlok sampai Rp 300 per kilogram. Salah satunya petani sawit warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ulu Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu.

"Sekarang petani hanya bersih mengantongi Rp 300 per kilo. Harga ini sangat tidak seimbang dengan harga pupuk yang terus meningkat," kata Amran, petani sawit, Jumat, 28 Agustus 2015.

Amran menuturkan, harga sawit Rp 300 per kilogram sangat memberatkan petani karena pendapatan dari hasil panen tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan kebun yang dikeluarkan setiap bulannya.

Terjungkalnya harga sawit, kata Amran, menyebabkan pendapatan petani anjlok dari semula Rp 3,5 juta untuk dua hektare sekali panen menjadi Rp 1,5 juta, dan kini tidak lebih dari Rp 800 ribu.

Hal senada juga diungkapkan Noca Alamsyah. Noca mengatakan, sejak harga sawit anjlok kebun miliknya menjadi tidak terawat lagi dengan baik. Sebab, uang hasil panen tidak mampu membeli pupuk dan racun rumput.

"Sekarang saya pasrah saja atas nasib tanaman sawit karena tidak mampu lagi merawatnya. Ini terjadi karena hasil panen tidak seimbang dengan biaya perawatan kebun," ujarnya.

Setiap tiga bulan, kata Noca, tanaman sawitnya memerlukan pupuk senilai Rp 3 juta untuk setiap hektare. Saat harga sawit masih bagus yakni antara Rp 1.150-1.200 per kilogram, Noca mengaku masih sanggup.

"Tapi sekarang saya tidak mampu lagi menyiapkan uang Rp 6 juta untuk membeli pupuk, karena hasil panen TBS satu bulan hanya Rp 1,5 juta," ujarnya.

Noca mengaku tidak mengetahui penyebab anjloknya harga komoditas andalan Bengkulu itu. "Padahal pada tahun 1998 saat dolar naik harga kopi melambung tapi harga sawit sekarang malah amblas," tuturnya.

Sementara itu Pimpinan Bank Indonesia perwakilan Bengkulu Bambang Himawan mengatakan kenaikan harga dolar tidak memberi pengaruh terhadap kenaikan harga sawit di Indonesia karena perusahaan melakukan sistem penjualan berdasarkan kontrak kerja sama yang bersifat jangka panjang. "Sehingga harga jual tersebut berlaku sesuai kontrak tidak terpengaruh dengan harga dolar," kata Bambang.

Belum lagi katanya anjloknya harga komoditi ekspor seperti sawit, karet, dan batu bara juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dunia sehingga permintaan menurun. "Permintaan dunia terhadap komoditi kita seperti sawit, karet, dan batu bara sedang turun sehingga mempengaruhi harga jual," katanya.

PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

5 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

5 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

7 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

7 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

7 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

KPU Sebut Dialog Anies Baswedan di Universitas Hazairin Bengkulu Langgar Aturan

8 Januari 2024

KPU Sebut Dialog Anies Baswedan di Universitas Hazairin Bengkulu Langgar Aturan

KPU Kota Bengkulu memutuskan dialog yang digelar Anies Baswedan di Universitas Hazairin melanggar aturan karena ditemukan atribut kampanye.

Baca Selengkapnya

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

1 Desember 2023

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

27 Oktober 2023

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.

Baca Selengkapnya