Harga Minyak Mentah Anjlok di Bawah US$ 40

Reporter

Sabtu, 22 Agustus 2015 08:28 WIB

TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak Amerika Serikat jatuh di bawah US$ 40 untuk pertama kalinya dalam enam tahun pada Jumat (Sabtu pagi WIB, 22 Agustus 2015) karena pasar tertekan setelah data manufaktur Cina yang lemah memperdalam kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Cina.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 87 sen menjadi berakhir pada US$ 40,45 per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, harga minyak mentah Brent North Sea, yang menjadi acuan internasional, untuk pengiriman Oktober menetap pada US$ 45,46 per barel, turun US$ 1,16 dari penutupan Kamis.

WTI sempat turun di bawah US$ 40 per barel untuk pertama kalinya sejak Februari 2009 menjadi US$ 39,86.

Penurunan terjadi setelah rilis penghitungan rig minyak Baker Hughes Amerika Serikat menunjukkan produsen menambahkan dua rig minggu ini. Jumlah yang sama seperti minggu lalu ini membawa jumlah keseluruhan rig pengeboran minyak aktif di Amerika Serikat menjadi 674 rig.

Brent turun sampai serendah US$ 45,07 pada awal sesi, tingkat yang terakhir terlihat pada Maret 2009.

Sebuah laporan estimasi sektor manufaktur Cina yang lemah membingungkan investor. Indeks Pembelian Manajer (PMI) Caixin 47,1 bulan ini melorot dari 47,8 pada Juli, dan ini merupakan angka terburuk sejak Maret 2009. Angka di bawah 50 menandakan kontraksi dalam aktivitas.

Tanda baru kesulitan di ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengimpor energi utama itu muncul menyusul devaluasi tak terduga yang dilakukan Beijing terhadap mata uang yuan pekan lalu. Hal ini menambah kekhawatiran yang telah berjalan lama tentang produksi minyak tinggi dan pertumbuhan permintaan yang lemah.

Minggu ke minggu, WTI merosot 4,8 persen dan Brent merosot 7,3 persen. WTI telah mengalami penurunan mingguan kedelapan berturut-turut. Menurut catatan analis Commerzbank, ini adalah kerugian mingguan terpanjang dalam 29 tahun. Adapun Brent mengalami penurunan tujuh pekan berturut-turut.

"Kita masih kelebihan pasokan minyak. Sampai penawaran dan permintaan datang berimbang, akan ada tekanan turun," kata James Williams dari WTRG Economics.

Menurut data departemen energi negara itu, tidak ada tanda-tanda kemunduran dari produsen minyak mentah tertinggi Amerika Serikat dalam beberapa dekade, yang naik menjadi 9,348 juta barel per hari dalam pekan yang berakhir 14 Agustus.

Adapun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memproduksi sekitar 40 persen dari pasokan global terus memompa minyak mentahnya melebihi kuota yang mereka tetapkan. "Kecuali OPEC membuat perubahan strategi, kita secara umum akan tetap berada dalam bearish. Saya perkirakan akan menguji tingkat US$ 40 lagi minggu depan," ujar Williams, seperti dilansir kantor berita AFP. "Posisi terbawahnya belum terlihat."

ANTARA


Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

5 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

12 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

12 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

13 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

13 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya