BI Minta Pemerintah Awasi Stok 6 Komoditas Pangan  

Reporter

Selasa, 18 Agustus 2015 10:46 WIB

Pedagang cabai. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bank Indonesia meminta pemerintah kabupaten/kota di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menjaga stok enam komoditas utama guna mempertahankan laju inflasi tetap di level rendah. Enam komoditas yang berpengaruh terhadap laju inflasi itu adalah beras, daging sapi, daging ayam, telur, cabai dan bawang merah.

“Stok pangan utama kami minta dimonitor ketat," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Yogyakarta, Arif Budi Santoso, Senin 17 Agustus 2015.

Arif mengungkapkan Bank Indonesia akan terus memantau stok komoditas pangan menyusul adanya kemungkinan gagal panen akibat kemarau panjang. "Terutama Dinas Perindustrian dan Dinas Pertanian harus terus mengupdate stok di daerahnya," ucapnya.

Disamping meminta pemerintah daerah untuk menjaga stok enam komoditas, Bank Indonesia perwakilan Yogyakarta juga turut aktif memberdayakan kelompok petani di empat kabupaten. "BI menyediakan anggaran Rp 2 miliar untuk pemberdayaan petani,” ucapnya.

Misalnya untuk petani di Gunungkidul, Bank Indonesia melakukan pendampingan pengembangan pertanian mocaf Modified Cassava Flour atau pengolahan tepung singkong, pemberdayaan petani bawang merah di Bantul, padi di Kulonprogo, dan produksi susu sapi di Kabupaten Sleman. “Sesuai karakter wilayahnya masing-masing,” kata Arif.

Meski terus memantau secara ketat, hingga sejauh ini, kata Arif laju inflasi di Yogyakarta cukup relatif rendah, bertahan di 0,6 persen.. Adanya lonjakan kenaikan harga daging sapi dinilai belum banyak berpengaruh. Bahkan ia mengklaim, inflasi pada bulan Agustus akan jauh lebih rendah dibanding dua bulan sebelumnya. "Kami pantau di kabupaten sentra sapi stok tetap mencukupi, meskipun sempat ada aksi borong dari luar daerah," ujarnya.

Pekan lalu, Tim Pemantauan da Pengendalian Inflasi Daerah Yogyakarta bersama pemerintah kabupaten/kota membahas kemungkinan terjadinya gagal panen menyusul adanya prediksi musim kemarau akan berlangsung lebih lama. "Semua kami minta memaparkan kondisi daerahnya," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat DIY Didik Purwadi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi kamarau tahun ini bakal berlangsung hingga pekan ketiga November dan bisa berlanjut hingga awal Desember. Biasanya, musim kemarau akan berakhir di bulan Oktober.

Menurut BMKG kemarau panjang tahun ini akan mengakibatkan musim tanam padi ikut molor dan mengganggu pasokan kebutuhan pokok. "Kelancaran panen padi ini tentu tak bisa dikesampingkan," ujar Didik.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 jam lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

12 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

14 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya