Devaluasi Yuan, Bursa Saham Asia Langsung Terpengaruh

Reporter

Selasa, 11 Agustus 2015 18:37 WIB

Sejumlah pialang memantau pergerakan saham saat peringatan '38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia' di Gedung Bursa Efek Jakarta, 10 Agustus 2015. Acara dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad dan para pelaku pasar modal. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Cina memutuskan untuk mendevaluasi, sengaja menurunkan nilai tukarnya, mata uangnya terhadap dolar Amerika pada Selasa, 11 Agustus 2015. Yuan turun 1,9 persen menjadi 6,3272. Ini yang merupakan nilai tukar terlemah tiga tahun terakhir. Pergerakan mendadak Cina sebagai respon rapor buruknya di bidang ekonomi.

"Ini adalah akhir tren yang kita ketahui selama ini" ujar analis dari Australia dan New Zealand Bankin Group Khoon Goh seperti yang dilansir Bloomberg, Selasa, 11 Agustus 2015. Menurutnya, langkah Cina yang seolah mengalah terhadap Dollar memungkinkan munculnya rezim perekonomian yang baru.

Hal ini dipercaya untuk meningkatkan daya saing produknya, terutama ihwal ekpor negeri tirai bambu tersebut. Performa ekspor dilaporkan mengecewakan tak seimbang terhadap hasil manufaktur dan perlambatan kredit. Cina tak lagi mentolerir penguatan nilai tukarnya karena berisiko terhadap daya saing dan permintaan global yang ketat.

Menurut data bloomberg, fenomena ini sudah berdampak pada pasar saham di Asia dan harga komoditas. Devaluasi yuan menjadi pematik pelemahan nilai tukar dollar Australia, won Korea Selatan, dan dolar Singapura. Indeks bursa saham eropa (The Stoxx Europe 600) turun 0,4 persen sedangkan indeks The Standard Poor's 500 turun 0,4 persen.

Begitu pula dengan indeks MSCI Asia Pacific yang turun hingga 1 persen.Tak hanya sektor keuangan, dampak juga terasa dengan turunnya harga komoditas sebesar 2,7 persen sejak Senin. Almunium, platinum, paladium, tembaga, dan nikel turun setidak-tidaknya 0,3-2 persen. Pun, dengan harga minyak dunia yang turun 5,9 sen menjadi US$ 49,79 per barel dan emas yang turun menjadi US$ 1.093, 25 dari US$ 1.110,9.

Menurut Wakil Jendral Manajer Qingdao Youbangyuan Trading Shanghai, Ren Gang, meskipun banyak berdampak buruk, kebijakan Cina ini dapat menekan pengeluaran modal negari panda tersebut. "Depresiasi Yuan akan menekan impor," katanya.

Selain itu, Cina juga diuntungkan dengan pelemahan mata uangnya pada perdagangan obligasi. Yield obligasi dollar 10 tahun jatuh hingga 2,19 persen. Sedangkan obligasi Jerman terbayar dan Prancis serupa masing-masing turun menjadi 0,67 persen dan 0,97 persen.

BLOOMBERG | BBC | REUTERS | ANDI RUSLI

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

7 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

13 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

24 hari lalu

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.

Baca Selengkapnya

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

30 hari lalu

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

PT Timah buka suara usai Kejaksaan Agung menetapkan 16 nama tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi tata niaga timah di wilayah IUP-nya.

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

44 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

5 Maret 2024

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama, Anthony Cottan. MAPB merupakan pengelola Starbucks di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Saham Antam Jadi Bagian Indeks Terkemuka di BEI

19 Februari 2024

Saham Antam Jadi Bagian Indeks Terkemuka di BEI

Penetapan kembali saham Antam pada Indeks LQ45, Indeks IDX30 dan Indeks IDX80 di IDX mencerminkan apresiasi positif para pemegang saham.

Baca Selengkapnya

United E-Motor Berharap Dapat Rp 400 M Usai Melantai di BEI

13 Februari 2024

United E-Motor Berharap Dapat Rp 400 M Usai Melantai di BEI

Pemegang merek United E-Motor, PT Terang Dunia Internusa Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia, dan menargetkan dana Rp 400 miliar.

Baca Selengkapnya

BEI Tetapkan 3 Hari Libur Perdagangan Bursa Selama Februari, Kapan Saja?

6 Februari 2024

BEI Tetapkan 3 Hari Libur Perdagangan Bursa Selama Februari, Kapan Saja?

BEI juga menetapkan pada 8 dan 9 Februari sebagai hari libur bursa.

Baca Selengkapnya