Angin Segar Ekspor Perikanan, Tarif Nol Persen ke Amerika

Reporter

Editor

Yuliawati

Kamis, 30 Juli 2015 15:06 WIB

Petugas Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Denpasar dibantu penjaga pantai mengikatkan terumbu karang hias hasil sitaan di sebuah wadah untuk dikembalikan ke dasar laut di Pantai Serangan, Denpasar, Bali, 19 Juni 2015. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah situasi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan, sektor perikanan Indonesia mendapatkan angin segar untuk ekspor ke pasar Amerika Serikat. Indonesia mendapatkan kembali fasilitas Generalized System of Preference (GSP) yang telah disetujui Presiden Barack Obama dengan Senat Amerika Serikat pada Senin, 29 Juni.

GSP merupakan skema khusus dari negara-negara maju yang menawarkan perlakuan istimewa dengan tarif rendah atau nol kepada impor produk yang berasal dari negara-negara berkembang.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan Saut Hutagalung mengatakan skema GSP sempat terhenti sejak 2013 karena tidak mendapatkan persetujuan Senat AS. Namun sejak kemarin 29 Juli 2015, skema GSP mulai berlaku kembali hingga 31 Desember 2017. "Hal ini akan menjadi peluang yang sangat baik bagi eksportir perikanan Indonesia," ujar Saut ketika dihubungi Tempo, Kamis, 30 Juli 2015.

Saut menjelaskan dengan diberlakukannya skema GSP, sejumlah produk perikanan Indonesia, seperti kepiting beku, ikan sardin, daging kodok, ikan kaleng, lobster olahan, dan rajungan dibebaskan dari tarif bea masuk atau dengan kata lain dikenakan tarif nol persen. Penurunan tarif tersebut berkisar antara 0,5 persen sampai 15 persen.

Amerika serikat, kata Saut, merupakan pasar tujuan ekspor utama bagi produk perikanan Indonesia. Selama empat tahun terakhir nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Amerika terus menunjukan peningkatan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan, pada 2011 nilai ekspor perikanan ke Amerika mencapai US$ 1,07 miliar, pada 2012 nilai ekspor mencapai US$ 1,15 miliar, sedangkan pada 2013 mencapai angka US$ 1,33 miliar, dan untuk tahun lalu mencapai US$ 1,84 miliar.

Adapun komoditas utama ekspor Indonesia antara lain udang, kepiting, tuna, tilapia, cumi-cumi, ikan hias, rumput laut, kekerangan, dan lobster.

Saut mengatakan pertumbuhan ekspor produk perikanan Indonesia ke Amerika Serikat mengalami peningkatan rata-rata sebesar 21,14 persen sejak tahun 2011. "Semua produk perikanan yang mendapatkan fasilitas GSP diperkirakan 1,75 persen dari total ekspor ke Amerika yang mencapai US$ 1,84 miliar tahun 2014," ujarnya.

GSP yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat merupakan skema khusus penurunan tarif bea masuk ke Amerika yang sifatnya non-timbal balik, yang sepenuhnya ditentukan oleh Amerika. Hal tersebut juga didukung oleh hubungan baik antara Indonesia dan Amerika, khususnya kerja sama yang baik antara KKP dan pihak otoritas Amerika terkait.

Upaya mendapatkan penurunan tarif ini, kata Saut, sudah dilakukan sejak November 2014 dengan langkah penanggulangan praktek illegal fishing dan pembangunan perikanan yang berkelanjutan. "Hal ini berkontribusi pada pemberian fasilitas GSP kepada Indonesia," ujarnya.

DEVY ERNIS

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

6 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

6 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

17 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

27 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

28 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

47 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

47 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

47 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

48 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya