Minat Sewa Perkantoran Elit di Jakarta? Kini Tarifnya Rupiah  

Reporter

Kamis, 9 Juli 2015 04:24 WIB

Gedung-gedung pencakar langit di pusat kota Jakarta, 11 Juli 2014. Pada saat ini terdapat 133 bangunan tinggi yang sedang dalam proses konstruksi di Jakarta, 43 di antaranya gedung perkantoran, 7 apartemen dan 83 apartemen strata. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO , Jakarta: Konsultan properti Jones Lang Lasalle (JLL) menyatakan perkantoran elit di kawasan pusat bisnis (Central Bussiness District/CBD) di Jakarta mulai beralih menggunakan rupiah dalam transaksi sewa-menyewanya. "Ini menyesuaikan dengan peraturan Bank Indonesia mengenai transaksi wajib rupiah," kata Regional Director JLL Indonesia Vivin Harsanto pada wartawan, Rabu 8 Juli 2015.

Vivin menjelaskan, dari pantauannya, sejauh ini tak ada masalah dalam konversi harga sewa properti dari dolar ke rupiah. "Baik dari pemilik maupun penyewanya tak ada masalah," katanya.

Hal yang sama disampaikan oleh konsultan properti Colliers International. Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto menyatakan berbagai perkantoran di CBD atau sentrabisnis di wilayah DKI Jakarta pada saat ini mulai beralih menggunakan rupiah.

Ferry menyebut, pada 2014 sekitar 30 persen gedung-gedung perkantoran masih menggunakan tarif sewa dolar AS. "Dengan peraturan Bank Indonesia, terakhir jumlah itu berkurang drastis," kata Ferry saat ditemui dalam kesempatan berbeda. Bagaimanapun, kata Ferry, saat ini masih ada yang menggunakan sewa kombinasi (rupiah dan dolar AS) tapi gedung yang hanya tarif perawatan dengan dolar AS juga berkurang.

Ferry berpendapat kebijakan mewajibkan penggunaan mata uang rupiah ini paling berpengaruh terhadap subsektor properti berupa perkantoran. Selain itu, pembangunan gedung perkantoran baru lebih berisiko untuk pengembang. Sebab, untuk membangun gedung-gedung premium berstandar internasional, sering kali mereka mengimpor material dari luar negeri dan membayar desainer hingga kontraktor kelas dunia dengan dolar. "Sehingga mereka akan lebih perhitungan untuk membangun gedung baru," katanya.

PINGIT ARIA

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

15 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

20 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

5 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

5 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya