TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kalangan menilai penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) bisa menjadi perangsang bagi pertumbuhan kredit mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang hingga Mei 2015 mengalami tren perlambatan.
Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menilai skema KUR yang baru membuat akses pengusaha terhadap kredit perbankan menjadi lebih terjangkau karena bunga KUR diturunkan.
"Ini bagus, pemerintah sudah turun tangan, bank juga merasa terlindungi karena ada penjaminan," ujarnya seperti dikutip dari Harian Bisnis Indonesia, Selasa (7 Juli 2015).
Dia menekanan, tingkat bunga KUR yang lebih rendah dibandingkan dengan bunga kredit komersial bisa merangsang pertumbuhan kredit di semester kedua tahun ini, terutama di segmen UMKM.
Sebagaimana diketahui, pemerintah akan memberikan subsidi kepada bank pelaksana KUR sebesar Rp1 triliun sehingga bunga KUR bisa turun 10% menjadi 12%. Total penyaluran KUR hingga akhir tahun ditargetkan mencapai Rp30 triliun.
Berdasarkan data Departemen Statistik Moneter & Fiskal Bank Indonesia, hingga Mei 2015 penyaluran kredit UMKM terus melambat. Pertumbuhan kredit di segmen ini tercatat 9,3% menjadi Rp694,7 triliun. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang mencapai 10,3%.
Bisnis mencatat, dalam empat tahun terakhir pertumbuhan kredit UMKM selalu lebih rendah dibandingkan dengna pertumbuhan total kredit. Rata-rata pertumbuhan kredit UMKM dalam empat tahun terakhir mencapai 12,54% sedangkan rata-rata pertumbuhan total kredit mencapai 16,63%.