Euro Merosot, Tekanan terhadap Rupiah Bisa Makin Besar  

Reporter

Senin, 6 Juli 2015 11:44 WIB

Rakyat pendukung yang menolak dana talangan tumpah ruah di depan gedung parlemen setelah pengumuman hasil referendum di Athena, 6 Juli 2015. Hasil referendum menyatakan 61% warga Yunani menolak kesepakatan utang. AP/Emilio Morenatti

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil referendum Yunani dinilai tidak berdampak signifikan pada rupiah yang pagi ini terdepresiasi terbatas. Namun tekanan terhadap Indonesia bisa makin besar jika ketidakpastian Yunani membuat euro terus merosot.

Josua Pardede dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengatakan sampai saat ini euro merupakan aset yang terkena dampak terbesar hasil referendum Yunani atas persyaratan bailout dari negara zona euro. Investor melepas euro setelah 61 persen rakyat Yunani menolak syarat penghematan yang diberikan oleh kreditor.

Euro sempat jatuh hingga 1,30 persen, dan pada pukul 10.22 WIB diperdagangkan turun 0,70 persen ke 1,1036 per dolar Amerika Serikat. Rupiah menguat 0,32 persen ke Rp 14.743 per euro pada pukul 10.23 WIB.

“Akan ada penarikan ke aset safe haven. Risiko grexit semakin tinggi. Investor saat ini cenderung wait and see apakah ada perundingan lanjutan dengan troika,” kata Josua kepada Bisnis.com, Senin, 6 Juli 2015.

Dampak sentimen Yunani terhadap Indonesia, menurut Joshua, tidak signifikan karena hubungan perdagangan dan investasi kedua negara tergolong kecil. “Rupiah tidak turun signifikan. Jika ada efek langsung rupiah semestinya bisa melemah lebih dari sekarang ini,” ujar Josua.

Rupiah pada pukul 10.29 WIB diperdagangkan melemah 0,30 persen ke Rp 13.360 per dolar AS di pasar spot. Pergerakan rupiah sampai saat itu berkisar Rp 13.340-Rp 13.364 per dolar AS.

Namun Josua mengatakan tekanan terhadap pasar Indonesia bisa makin tinggi jika ketidakpastian di Yunani terus berlanjut. Ketidakpastian tersebut bisa membuat euro semakin melemah hingga menurunkan daya beli pasar Eropa dan mendorong imported inflation di Indonesia.

Josua menambahkan, pergerakan rupiah saat ini bisa menjadi tolak ukur daya tahan Indonesia terhadap krisis Yunani. “Sentimennya sekarang wait and see. Apalagi besok ada lelang SUN. Jika rupiah hanya terdepresiasi terbatas, bisa mendorong investor masuk ke lelang SUN besok,” tutur Josua.

BISNIS.COM

Berita terkait

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

23 Februari 2024

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.

Baca Selengkapnya

Bank Permata Catat Total Aset Rp 251,9 Triliun, Tumbuh 14,3 Persen

30 Oktober 2023

Bank Permata Catat Total Aset Rp 251,9 Triliun, Tumbuh 14,3 Persen

Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli, mengatakan pencapaian ini merupakan hasil penerapan strategi bisnis secara fokus dan konsisten.

Baca Selengkapnya

Barang Wajib yang Harus Dibeli untuk Isi Rumah Baru

30 Oktober 2023

Barang Wajib yang Harus Dibeli untuk Isi Rumah Baru

Salah satu impian banyak orang adalah membeli hunian.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Naik, Ini Respons Pemerintah

2 September 2023

Harga Beras Naik, Ini Respons Pemerintah

Jika dibandingkan dengan harga normal, harga beras naik saat ini menanjak 5-6 persen

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 2024 Tumbuh 5,2 Persen, Ekonom: Realistis Bisa Dicapai

18 Agustus 2023

Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 2024 Tumbuh 5,2 Persen, Ekonom: Realistis Bisa Dicapai

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede merespons pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar.

Baca Selengkapnya

Bank Permata Cetak Laba Rp 1,41 Triliun di Semester I 2023

3 Agustus 2023

Bank Permata Cetak Laba Rp 1,41 Triliun di Semester I 2023

PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,41 triliun pada semester I 2023.

Baca Selengkapnya

OJK Resmi Cabut Izin Usaha Kantor Cabang Bangkok Bank di Indonesia

17 Desember 2022

OJK Resmi Cabut Izin Usaha Kantor Cabang Bangkok Bank di Indonesia

OJK resmi mencabut izin usaha Kantor Cabang Bangkok Bank Public Company Limited di Indonesia. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Bank Permata Catatkan Laba Kuartal III 2022 Rp 2,24 Triliun, Naik 123 Persen

31 Oktober 2022

Bank Permata Catatkan Laba Kuartal III 2022 Rp 2,24 Triliun, Naik 123 Persen

PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba bersih Rp2,24 triliun pada kuartal III/2022 atau melesat 123 persen

Baca Selengkapnya

Bank Permata Catat Pertumbuhan Aset Rp 241 Triliun di Kuartal I-2022

30 April 2022

Bank Permata Catat Pertumbuhan Aset Rp 241 Triliun di Kuartal I-2022

Bank Permata mencatat pertumbuhan aset sebesar 18,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 241 triliun pada kuartal I 2022.

Baca Selengkapnya

Bank Permata Umumkan Pengunduran Diri Direktur Risiko Suwatchai Songwanich

4 Maret 2022

Bank Permata Umumkan Pengunduran Diri Direktur Risiko Suwatchai Songwanich

Suwatchai Songwanich menjabat sebagai Direktur Risiko di Bank Permata yang diangkat berdasarkan keputusan RUPSLB 1 Desember 2020.

Baca Selengkapnya