Ini Alasan Dewan Bentuk Panja Pencemaran Laut  

Reporter

Selasa, 16 Juni 2015 16:15 WIB

Ikan mati akibat tercemarla laut oleh tumpahan minyak mentah. AP/Charlie Riedel

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perikanan Dewan Perwakilan Rakyat membentuk Panitia Kerja (Panja) Pencemaran Laut. Anggota Komisi Perikanan (Komisi IV), Nasir Jamil, mengatakan pembentukan Panja tersebut sebagai tindak lanjut dari keluhan para nelayan dan pembudidaya yang wilayah perikanannya tercemar limbah. "Banyak keluhan kawasan wilayah pantai tercemar limbah bangunan dan pabrik," ujar Jamil saat ditemui di gedung DPR, Selasa, 16 Juni 2015.

Panja Pencemaran Laut resmi dibentuk pada Selasa, 16 Juni 2015. Perwakilan dari Komisi Perikanan, kata Jamil, akan turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan di beberapa wilayah dalam rangka pengawasan. Jamil mencontohkan, di Tangerang, ada salah satu pembudidaya ikan yang gulung tikar akibat wilayahnya tercemar sehingga tidak mampu lagi berproduksi.

Nasir berharap adanya Panja ini bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan persoalan wilayah pantai yang terancam kelestariannya. "Kalau tidak dijaga kelestarian laut, nelayan dan pembudidaya akan kesusahan."

Selain membentuk Panja Pencemaran Laut, anggota Komisi Perikanan, Daniel Johan, juga mengusulkan untuk membuat Panja Pencurian Ikan (illegal fishing). Dia meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membuka data hasil analisis dan evaluasi kapal eks asing. "Data itu harusnya dibuka saja supaya kita tahu siapa mafia illegal fishing," kata Daniel dalam rapat kerja dengan Kementerian Kelautan di gedung DPR, Selasa, 16 Juni 2015.

Daniel menambahkan, data tersebut perlu dibuka ke publik dengan alasan para pelaku illegal fishing ini telah banyak menimbulkan kerugian negara. "Harus dibuka karena sudah merugikan kedaulatan negara," tuturnya.

Daniel menjelaskan, jika Menteri Susi mau memberikan data tersebut kepada Komisi Perikanan, pihaknya akan menindaklanjuti dengan membentuk Panja guna mendalami masalah illegal fishing di perairan Indonesia. "Data ini akan memperkuat pembentukan Panja," ucapnya.

DEVY ERNIS

Berita terkait

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

33 menit lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

5 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

3 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

3 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

3 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

4 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

4 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

4 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya