TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I dan II mendukung pengambilalihan bandara yang rugi yang sampai kini dikelola mereka oleh Kementerian Perhubungan. Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I, Farid Nugraha, saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 11 Juni 2015, mengatakan, apabila bandara-bandara yang merugi tersebut diambil-alih Kementerian Perhubungan, akan mengurangi beban operasional perusahaan.
Terkait Bandara El Tari Kupang yang merupakan salah satu calon bandara akan diambil alih pengelolaannya, Farid mengatakan masih ada sengketa tanah dengan TNI AU.
Dia menjelaskan, awalnya Bandara Eltari Kupang diserahkan ke AP I untuk dikembangkan, namun pengembangannya sulit karena bandaranya bersatu dengan Pangkalan Udara TNI AU Eltari. Banyak bandar udara komersial yang landas pacunya dipergunakan bersama TNI AU, yang kebanyakan dibangun terlebih dulu untuk kepentingan militer.
"Kami terhambat status lahan untuk pengembangan bandara, kami hitung sekitar tiga per empat lahannya milik TNI AU, karena itu kami siap kembalikan dan dukung rencana kementerian," ujarnya.
Hal senada disampaikan Kepala Humas Angkasa Pura II, Ahmad Syahir, yang akan mengikuti kebijakan pemerintah terkait pengambilalihan bandara yang dinilai tidak berkembang itu. "AP II pemegang sahamnya pemerintah, prinsipnya kami akan ikut kebijakan pemerintah," katanya.
Calon bandara yang akan dikelola dengan skema badan layanan umum di bawah operasi Kementerian Perhubungan, di antaranya Bandara El Tari Kupang, Bandara Silangit Sumatera Utara, dan Bandara Supadio Pontianak.
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
1 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
Sejumlah bandara di wilayah udara Sulawesi masih ditutup operasionalnya hari ini akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang yang kembali erupsi. AirNav Indonesia mengumumkan setidaknya ada lima bandara di wilayah Sulawesi yang penutupan operasionalnya diperpanjang.