TEMPO.CO, Jakarta - Laju penaikan harga barang-barang alias inflasi pada Triwulan II/2015 di Provinsi Banten diperkirakan berkisar 8,05% - 8,55%.
Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi Regional Banten menyatakan persentase itu lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada periode yang sama tahun lalu. Penyebabnya ialah adanya risiko kenaikan tekanan di seluruh komponen inflasi.
Risiko tersebut bukan hanya disebabkan faktor kebijakan pemerintah tetapi juga terpengaruh pergerakan permintaan menjelang lebaran. Adapun kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, LPG 12 kg, dan tarif tenaga listrik dinilai bakal memberi tekanan pada komponen administered price.
Bank Indonesia juga memperkirakan untuk tekanan volatile foods akan meningkat seiring dengan turunnya pasokan beberapa komoditas hortikultura, seperti cabai merah dan bawang merah.
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.
IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda
30 Juni 2023
IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda
Bahlil Lahadalia, menanggapi rekomendasi Dana Moneter Internasional atau IMF yang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor mineral mentah, termasuk nikel, secara bertahap.