Penonton menyaksikan pemutaran perdana film "The Dark Knight Rises" di dalam teater Liberty Science Center IMAX, Jumat (20/7), di Jersey City, New Jersey, Amerika Serikat. AP/Julio Cortez
TEMPO.CO , Jakarta: Imax Corporation, produsen teater layar lebar asal Kanada berencana untuk melantai di bursa Hong Kong. Imax telah mengajukan persyaratan untuk bisa mencatatkan saham (listing) di bursa Hong Kong.
Seperti dilansir dari BBC News, Jumat 29 Mei 2015, Imax berambisi untuk bisa masuk ke pasar saham Hong Kong yang menjadi salah satu kiblat industri perfilman dunia. Perusahaan ini berharap bisa bisa meraih sukses dengan menawarkan konsep bioskop layar jembar.
Tahun lalu, Imax mampu mencatat lonjakan keuntungan 30 persen di Cina. Sejak Negeri Tirai Bambu ini semakin terbuka terhadap investasi asing, industri perfilman menunjukkan perkembangan yang signifikan. Sejak 2012, jumlah bioskop di Cina melonjak dua kali lipat.
Hingga Maret 2015, Imax telah 239 bioskop di Cina, Hong Kong dan Taiwan. Perusahaan ini berencana untuk membangu lagi 219 Teater Imax di Negeri Ginseng ini.
Imax sudah mencatatkan sahamnya di bursa New York beberapa tahun lalu. Rencana Imax untuk listing di bursa New York berimbas positif terhadap saham di bursa New York yang naik 9 persen.
Imax Corp menciptakan film dengan format khusus, memiliki kapasitas dan layar yang jauh-jauh-jauh lebih besar dari teater konvensional. Konstruksi teater IMAX sangat berbeda dari teater konvensional.
Resolusi gambar yang sangat tinggi membuat penonton dapat duduk lebih dekat ke layar. Selain itu, kursi juga diset lebih curam supaya para penonton bisa langsung (menghadapkan seluruh anggota tubuh pada layar
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.