BI: Kredit Macet Korban Gempa Sulit Dihapus  

Reporter

Senin, 25 Mei 2015 17:19 WIB

Ilustrasi Bank Indonesia (BI). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Arief Budi Santoso menyatakan kalangan perbankan masih memasukkan sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi korban gempa dalam daftar hitam (black list). Akibatnya, pelaku UMKM itu tak bisa mendapatkan pinjaman perbankan untuk usahanya.

Padahal penghapusan kredit macet telah dibicarakan pada 2011 dengan melibatkan sejumlah kalangan, seperti UMKM korban gempa, Pemerintah Provinsi DIY, Bank Indonesia, DPRD DIY, dan perbankan. Menurut Arief, perbincangan itu dinilai sudah menyelesaikan persoalan. “Semuanya sudah selesai," katanya di Yogyakarta, Senin, 25 Mei 2015.

Namun tidak mudah membereskan persoalan ini. Bank Indonesia, menurut Arief, tidak bisa menyelesaikan ini sendirian. Alasannya, Bank Indonesia hanya menjalankan sistem informasi mengenai kredit yang diberikan debitur. Misalnya, dalam satu bank, pelaku UMKM tak bisa mendapatkan pinjaman karena masuk daftar hitam. Daftar tersebut masuk dalam daftar Bank Indonesia yang bisa diketahui bank lain. Inilah yang mengakibatkan bank lain tidak bisa memberikan pinjaman kepada calon nasabah yang sudah masuk daftar hitam.

Kepala Seksi UKM Bidang Koperasi dan UKM Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM DIY Sudarso meuturkan kredit pinjaman pelaku UMKM tidak bisa dihapus karena masuk kredit konsumtif.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

21 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

4 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya